Mohon tunggu...
Eka Feby Setiasari
Eka Feby Setiasari Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi UIN

Dream

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Internet dan Media Sosial Bagi Pelajar terhadap Perilaku Belajar Siswa Menurut Teori Erik Erikson

18 April 2021   22:56 Diperbarui: 18 April 2021   23:39 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Erik Erikson mengembangkan teori perkembangan yang disebut dengan Theory of Psychosocial Develoment (teori perkembangan psikososial) di mana ia membagi tahap-tahap perkembangan manusia menjadi delapan tahapan. Berikut adalah delapan tahapan perkembangan psikososial menurut Erik Erikson : 

1. Trust versus Mistrust (0-1 tahun)

Kepercayaan vs kecurigaan. Dalam tahap ini, bayi berusaha keras untuk mendapatkan pengasuhan dan kehangatan, jika ibu berhasil memenuhi kebutuhan anaknya, sang anak akan mengembangkan kemampuan untuk dapat mempercayai dan mengembangkan asa (hope).

2. Autonomy versus Shame and Doubt (l-3 tahun)

Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu. Dalam tahap ini, anak akan belajar bahwa dirinya memiliki kontrol atas tubuhnya. Orang tua seharusnya menuntun anaknya, mengajarkannya untuk mengontrol keinginan atau impuls-impulsnya, namun tidak dengan  perlakuan yang kasar. Mereka melatih kehendak mereka, tepatnya otonomi.

3. Initiative versus Guilt (3-6 tahun)

Inisiatif vs kesalahan. Pada periode inilah anak belajar bagaimana merencanakan dan melaksanakan tindakannya. Resolusi yang tidak berhasil dari tahapan ini akan membuat sang anak takut mengambil inisiatif atau membuat keputusan karena takut berbuat salah.

4. Industry versus Inferiority (6-12 tahun)

Kerajinan dan ketidakmampuan. Pada saat ini, anak-anak belajar untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan dari menyelesaikan tugas khususnya tugas-tugas akademik. Penyelesaian yang sukses pada tahapan ini akan menciptakan anak yang dapat memecahkan masalah dan bangga akan prestasi yang diperoleh.

5.. Identity versus Role Confusion (12-18 tahun)

Identitas dan kekacauan identitas. Pada tahap ini, terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa biologis seperti orang dewasa sehingga tampak adanya kontraindikasi bahwa di lain pihak ia dianggap dewasa tetapi di sisi lain ia dianggap belum dewasa. Tahap ini merupakan masa standarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam bidang seksual, umur dan kegiatan. Peran orang tua sebagai sumber perlindungan dan nilai utama mulai menurun. Adapun peran kelompok atau teman sebaya tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun