Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam melakukan sebuah kegiatan. Pengembangan sistem intruksional dalam proses menciptakan situasi dan kondisi tertentu memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan tingkah laku (Hamdani, 2011: 147)
Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan mampu mendorong peserta didik untuk dapat terlibat aktif pada saat proses belajar mengajar adalah model Problem Based Learning (PBL). Pembelajaran berbasis masalah atau sering dikenal dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran melalui pemberian masalah dari dunia nyata di awal pembelajaran.
Menurut Riyanto (2009), model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk aktif dan mandiri dalam mengembangkan kemampuan berpikir memecahkan masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi dengan rasional dan autentik.
Model Problem Based Learning merupakan salah satu cara belajar yang menuntut peserta didik aktif melakukan penyelidikan dalam menyelesaikan permasalahan. Pembelajaran akan dapat membentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi dan meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Peserta didik akan dipaksa oleh proses pembelajaran yang mengharuskan dia untuk berkolaborasi, berpikir kritis, mencari tahu, bertanya, menjawab, menyampaikan kembali hasil belajarnya.
Sesuai dengan uraian diatas maka penulis memilih penggunaan model Problem Based Learning sebagai model pembelajaran dan metode yang digunakan adalah diskusi, ceramah, tanya jawab dengan pendekatan saintific. Proses pemilihan model dan metode, yaitu dengan mempelajari model pembelajaran, kemudian sintaksnya, lalu memahami karakeristik peserta didik dengan melihat kemampuan dasar dan kebiasaan peserta didik, kemudian melihat karakteristik materi. Sintaks PBL yang digunakan yaitu : (1) Orientasi peserta didik pada masalah; (2) Mengorganisasi peserta didik; (3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil; (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Pemilihan dan perancangan media pembelajaran berbasis  TPACK. Strategi yang dilakukan penulis adalah dengan memilih media yang dirasa tepat dan sesuai dengan materi, karakteristik peserta didik, sarana dan prasarana, dan juga memilih media pembelajaran yang dikuasai dengan baik dalam pembuatan dan pengoperasianya. Di sini penulis memilih media pembelajaran gamma app, quizizz, praktikum Virtual simulasi Phet, serta penggunaan LKPD. Proses pembuatan media ajar dimulai dari mempelajari materi yang akan dibuat media pembelajarannya. Kemudian penulis merancang apa saja yang perlu dimasukan atau di tampilkan melalui gamma app tersebut seperti video dan materi ajar sebagai penguatan. Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran antara lain pengetahuan penulis dalam mengoperasikan laptop untuk pembuatan media gamma app yang menarik, dan juga pengetahuan guru dalam penggunaan aplikasi virtual praktikum simulasi  PHET. Untuk penilaian hasil belajar pada aspek pengetahuan dengan soal pilihan ganda, pada aspek sikap dan keterampilan menggunakan lembar observasi.
Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan secara umum hasilnya sangat efektif dalam meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik hal ini terlihat dari meningkatkan keaktifan peserta didik serta keterampilan berpikir yang terlihat dari sikap peserta didik dalam berdiskusi, tanya jawab, tanggapan dan pemaparan hasil diskusi.
Faktor yang menjadi keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh guru itu sendiri, tentang penguasaan terhadap model, metode, dan media pembelajaran yang telah di rancang sedemikian rupa, sehingga pada praktik ini telah berhasil mencapai tujuan yang diharapkan yaitu salah satunya untuk meningkatkan hasil belajar pada materi ajar hukum gravitasi newton yaitu persentase ketuntasan peserta didik di lihat pada rata-rata hasil penilaian kognitif pada akhir pembelajaran yaitu 82,61 % . Selain itu juga, keberhasilan pembelajaran ini diukur dari keaktifan belajar peserta didik dari sikap dan keterampilan presentasi diskusi kelompok dengan persentase rata-rata nilai keaktifan belajar yaitu 88% dan sikap persentase diskusi sebesar 87%.
C. Kesimpulan
Sehingga dapat diambil kesimpulan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based learning (PBL) yang dipadukan dengan media pembelajaran yang menarik berupa gamma app, quizizz, dan percobaan virtual simulasi PHET, akan meningkatkan motivasi dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran pada materi hukum gravitasi newton pada kelas X TKJ.
Daftar Pustaka