Beliau juga mendorong agar para ahli psikologi dan pemuka agama untuk bersama-sama mencegah tindakan bunuh diri. Namun beliau juga menyampaikan bahwa belum ada program spesifik dari pemerintah untuk mengatasi fenomena kasus bunuh diri ini.Â
Akar MasalahÂ
Maraknya fenomena bunuh diri di masyarakat jelas tidak bisa dipandang sebagai problem individu. Mentalitas atau ketahanan individu dalam menghadapi kesulitan, tantangan dan penderitaan hidup adalah faktor internal. Kuat dan lemahnya mentalitas individu sangat dipengaruhi oleh cara pandang seseorang terhadap kehidupan.Â
Cara pandang yang salah tentang kehidupan dengan memisahkan peran agama dari kehidupan (sekularisme) membuat masyarakat hari ini mengalami krisis keimanan. Sehingga mental masyarakat sakit dan rendah, mudah menyerah, depresi, hingga bunuh diri. Seakan tidak memiliki sandaran lagi saat menghadapi kesulitan hidup yang menghimpit.
Kondisi ini diperparah dengan penerapan sistem kapitalisme saat ini. Sebuah ideologi materialistis yang selalu menilai segalanya dari kesuksesan materi. Baik itu berupa prestise, jabatan, kemewahan, dsb.Â
Masyarakat juga harus dihadapkan pada negara yang abai terhadap kebutuhan rakyatnya. Sulit mencari pekerjaan yang layak, kebutuhan pokok yang semakin mahal, biaya kesehatan dan pendidikan yang semakin tinggi, pemutusan hubungan kerja (PHK), dan masih banyak lagi.Â
Akhiri Semua
Aqidah Islam menyatakan bahwa hanya Allah SAW. sebagai Al Khalik (pencipta) dan Al Mudabbir (pengatur).Â
Islam harus dipahami dengan kerangka berpikir yang benar sehingga manusia memahami bahwa dia harus taat kepada Allah SWT, sepenuhnya menjalankan semua sariat-Nya.Â
Ketaatan yang dimaksud salah satunya dalam bentuk kesabaran, keikhlasan, Istiqomah, kanaah terhadap apapun yang ditakdirkan Allah SWT. Karena setiap yang hidup pasti akan mendapatkan ujian. Sebagaimana dalam QS surat Al-Mulk ayat 2:
"Yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun".