Mohon tunggu...
Eka Dwiningsih
Eka Dwiningsih Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga, Penulis Lepas, Bisnis Owner

seorang ibu rumah tangga merangkap sebagai penulis sekaligus bisnis owner. saat ini fokus dulu di bidang menulis karena sempat tertunda beberapa tahun.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tingginya Kasus Stunting Bikin Merinding

10 Desember 2023   22:49 Diperbarui: 10 Desember 2023   22:53 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pernahkan anda bermain TikTok? video apa yang sering lewat di beranda TikTok anda? pernahkan lewat di beranda TiktTok anda tentang seorang dokter yang tengah memberi nasihat pada seorang ibu dikarenakan sang ibu memberikan minuman air gula dan teh manis kepada buah hatinya yang berusia dua tahun demi untuk menaikkan berat badan sang buah hati. Cek aja di akun (Tiktok @dokterhmd. 18 Agustus 2023)

Di video lain, seorang anak perempuan berusia delapan tahun di Lebak Banten yang di vonis gizi buruk dan penyakit penyerta lainnya hingga membuat perutnya membesar. Tragisnya bocah malang tersebut hanya dirawat di rumah lantaran orang tuannya tidak memiliki biaya untuk pengobatan. (TikTok @officialnews. 16 Agustus 2021)

Sementara itu, Bayi Muhammad Salman Amrillah berusia dua tahun asal Brebes, Jawa Tengah sampai tidak mampu menopang kepalanya sendiri akibat badannya yang terlalu kurus lantaran mengalami gizi buruk. Ayahnya menuturkan bahwa leher Salman harus selalu dipegangi, jika tidak, maka kepalanya akan terkulai lemas. (Brebes.Inews.id,  Senin, 23 Oktober 2022).

Orang tua mana yang tidak pilu menyaksikan anaknya dalam kondisi demikian. jikalau mereka mampu tentu mereka akan memberikan yang terbaik, makanan yang penuh gizi dan pengobatan yang terbaik. Namun kondisi mereka yang sangat miskin yang memaksa mereka hanya bisa menerima kondisi ini.

Sungguh membuat hati berdenyut perih menyaksikan apa yang terjadi.

Upaya Pemerintah

Mereka hanya bagian dari 24,4% anak stunting di Indonesia pada tahun 2021 yang di klaim turun menjadi 21,6% ditahun 2022 oleh hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Meskipun mengalami penurunan namun masih tinggi yaitu 24,4% dari keseluruhan balita Indonesia yaitu  23 juta anak.  

Menurut UNICEF stunting disebabkan karena anak kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat kehamilan, dan sanitasi yang buruk. 

Stunting merupakan masalah yang serius dan butuh upaya tepat dan cepat dari pemerintah. Mengingat problem stunting tidak hanya berpengaruh pada kondisi fisik dan kecakapan fisik anak-anak negeri, tetapi juga berpengaruh besar pada kualitas daya tangkap dan intelektualitas termasuk juga kemampuan kognitif dalam menguasai berbagai macam keahlian mereka di masa yang akan datang. Bisa dibayangkan bagaimana masa depan suatu negeri jika generasinya berkualitas rendah.

Pemerintah tengah mencanangkan berbagai program guna mengentaskan Indonesia dari maslah stunting ini. Menteri Kesehatan Indonesia menekankan bahwa pencegahan jauh lebih efektif dari pada pengobatan stunting. Oleh karena itu, sebelas intervensi spesifik stunting difokuskan pada masa sebelum kelahiran dan anak usia 6-23 bulan, Remaja Putri dan Ibu Hamil. Intervensi spesifik tersebut diantaranya adalah: 1) Skrining anemia, 2) Pemeriksaan ibu hamil (ANC), 3) Konsumsi Tablet Tambah Darah  (TTD) ibu hamil, 4) Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), 5) Pemantauan Pertumbuhan Balita.

Melihat angka stunting yang masih sangat tinggi, walapun di klaim mengalami penurunan. program pemerintah tersebut dianggap bermasalah dalam penerapannya. 

Bisakah Zero Stunting?

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, ditetapkan target penurunan angka stunting dari 24% menjadi 14% pada tahun 2024 mendatang. Artinya rata-rata target penurunan stunting sebesar 3% pertahun dengan anggaran Rp 25 Triliun. Anggaran ini lebih sedikit dibandingkan anggaran stunting pada tahun 2021 lalu sebesar 35 Triliun. (Kompas.com, 20 januari 2022)

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyatakan optimistis dapat menurunkan angka stunting dengan anggaran 25 Triliun. Sementara, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo sedang jengkel lantaran terdapat penyelewengan anggaran stunting sebesar 10 Miliar. Dana tersebut habis digunakana untuk perjalanan dinas dan rapat-rapat. Sementara hanya 2 miliyar saja yang digunakan untuk membeli protein yang bisa langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Pernyataan ini diungkapkan Joko Widodo dalam Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Interen (Rakornaswasin) Badan Pengawasan dan Pembangunan (BPKP) di kantor BPKP, Jakarta, Rabu 14 Juni 2023. (Liputan6.com, 14 Juni 2023).

Mengenaskan.

Tabiat Buruk Rezim

Jika menengok tiga faktor penyebab stunting yaitu bayi kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat kehamilan, dan sanitasi yang buruk. Kondisi ini sebenarnya tidak jauh dari kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang masih di dera kemiskinan yang tinggi. Dalam data yang dirilis Badan Pusat Statistik tentang kemiskinan Indonesia pada Maret 2023 terdapat 25,90 juta orang miskin dengan ukuran pemasukan tidak lebih dari Rp 550,458,-/kapita/bulan. 

Dengan kemiskinan seperti ini, tentu saja keluarga yang memiliki remaja, ibu hamil, dan orang tua yang memiliki bayi akan sangat kesulitan mendapatkan makanan dengan asupan kecukupan gizi yang terbaik, yang layak mereka konsumsi.

Perlu diketahui bahwa sistem yang diberlalukan negeri dalam menerapkan nilai-nilai yang ditetapkan baik buruknya oleh manusia, yang menjalankan politik manusia, dan menjadikan hukum-hukum ekonomi dan sistem ekonominya adalah sistem kapitalis.

Dalam rezim ini, semua permasalahan yang ada dipandang sebagai masalah angka. termasuk juga masalah stunting ini. Maka bisa kita saksikan bahwa angka-angka yang tidak sesuai target bisa diturunkan dari 24% menjadi 14% misalnya. pernahkan kita bayangkan bahwa dalam angka 14% itu adalah nyawa generasi manusia negeri Indonesia tercinta. Ratusan bahkan jutaan anak negeri ini masih menderita stunting walaupun angkanya diturunkan.

Tabiat buruk kapitalis juga telah masuk ke dalam otak para ahli dan orang-orang terkemuka negeri ini. Mereka memandang bahwa jika stunting ini tidak diselesaikan maka, generasi itu dianggap sebagai beban besar. Dianggap tidak bisa berkontribusi dalam perekonomian negara, bahkan dapat menurunkan pendapatan negara. Problem stunting bukan lagi dipandang sebagai ancaman kualitas manusia. Sementara mereka yang duduk dipemerintahan sibuk dengan tipu muslihat memakan habis uang yang bukan haknya.

Bukankah ini tidak manusiawi?

Zero Stunting dalam sistem kapitalisme seperti ini tidak akan pernah terwujud.

Ingatlah!

"Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban. Imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin keluarganya dan akan dimintai pertanggung jawabannya. seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya dan akan dimintai pertanggung jawabannya. Bahkan seorang budak adalah pemimpin bagi harta tuannya dan akan dimintai pertanggung jawaban". (HR Bukhari).

Islam tidak memandang masalah stunting hanya sebagai angka. Problem stunting ini harus diselesaikan tanpa tersisa satu orang pun. Islam menjamin kebutuhan dasar masyarakat harus dipenuhi perorangan, bukan hanya persentase, atau sebatas angka prevalensi standar.

"Tidaklah beriman seseorang yang kenyang sampai malam sementara tetangganya kelaparan, padahal dia mengetahuinya". (HR At-Tabrhani)

Sejak diketahui terdapat orang yang kelaparan, anak yang tidak terpenuhi gizinya, maka saat itu juga Islam memerintahkan keluarganya, tetangganya, bahkan pemimpinnya atau kepala keluarganya untuk segera memenuhi kebutuhannya sebelum malam tiba. 

Tentu mengatasi masalah stunting tidak hanya dengan memberi makan perorangan saja akan tetapi stunting muncul karena penerapan sistem kapitalis yang tidak manusiawi. Kesalahan sistem kapitalis dalam mengelola kesehatan, Sumber Daya Alam, Ekonomi, dll. Kesadaran kita akan rusaknya sistem ini, dan kesadaran kita bahwa Islamlah yang mampu memberikan solusi tuntas terhadap setiap permasalahan sangat diperlukan.

wallahu alam bisawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun