Taukah kamu, orang Bali memiliki sebuah cara untuk mengetahui karakter anjing hanya menggunakan sebatang lidi dan sebuah perhitungan sederhana?
Masih teringat jelas dalam benak saya kejadian beberapa dekade yang lalu. Waktu itu saya masih duduk di bangku sekolah dasar.
Setiap kami memutuskan untuk memelihara anjing baru, kakek dan nenek saya selalu melakukan sebuah ritual.
Eits, jangan salah ini bukan sembarang ritual yang perlu aneka rupa sesajen. Cukup dengan sebatang lidi.
Sebuah ritual "mengukur" anjing untuk mengetahui karakter anak anjing tersebut. Hasil dari pengukuran tersebut menentukan apakah anjing tersebut akan kami pelihara atau tidak.
Jika sebagian besar orang memilih seekor anak anjing hanya berdasarkan intuisi atau wajah imutnya, masyarakat Bali memiliki sebuah tradisi kuno yang diterapkan secara turun menurun dalam memilih anjing yang akan dipelihara.
Sumber tradisi ini adalah Lontar Sarcan Asu yang saat ini disimpan di Gedong Kirtya, Singaraja. Lontar ini membahas tentang berbagai karakter anjing dan juga ciri-ciri fisik anjing memiliki "tuah" tertentu.
Dulu ketika ingin memelihara anjing, kami akan meminta seekor anak anjing dari kerabat ataupun tetangga yang memiliki anak anjing. Kakek saya akan mengukur anak anjing tersebut berdasarkan perhitungan Paksa, Jaya, Guna, Ketek, Kiul.
Caranya adalah sebagai berikut:
Pertama-tama, siapkan sebatang lidi.
Selanjutnya, ukur anak anjing tersebut dari ujung moncong/hidung hingga ke ujung ekornya. Buang sisanya.
Lalu gunakan lidi yang tadi untuk mengukur ujung hidung anjing hingga titik diantara kedua matanya.
Bagilah (tekuk) lidi hasil perhitungan pertama dengan kedua.
Langkah terakhir adalah menghitung tiap bagian (tekukan) dengan hitungan Paksa, Jaya, Guna, Ketek, Kiul. Bagian terakhir adalah karakter dominan yang dimiliki oleh anjing tersebut.
Ya, ini semacam personality profilling-lah klo pada manusia. Hehe
Setiap hitungan tadi mencerminkan karakter dominan yang dimiliki oleh anak anjing hingga nanti dia dewasa. Penjelasannya sebagai berikut:
Paksa: Ini adalah karakter yang sangat cocok untuk anjing penjaga. Memiliki karakter dominan, galak dan agresif serta mudah curiga dengan orang asing. Namun, dia akan sangat setia kepada pemiliknya.
Jaya: Ini adalah tipe anjing yang selalu ingin menjadi pusat perhatian. Anjing dengan karakter Jaya sangat atraktif, suka bermain dan ribut, terlebih ketika diabaikan oleh pemiliknya. Tipe ini sangat suka disentuh dan diajak bermain, namun tidak cocok untuk dijadikan anjing penjaga.
Guna: Ini adalah tipe anjing idaman karena memiliki karakter yang penurut dan mudah dilatih. Anjing dengan karakter Guna cocok untuk semua kebutuhanmu memelihara anjing, bisa dilatih, diajak bermain dan juga menjaga rumah.
Ketek: Ini adalah anjing yang nakal dan berantakan. Sangat suka menggali, berlarian dan membuat berantakan. Anjing tipe ini sangat cocok untuk kamu ajak beraktivitas di luar ruangan.
Kiul: Si tukang tidur. Ini adalah anjing dengan karakter pemalas yang sukanya makan dan tiduran aja. Namun, anjing ini sangat cocok buat kamu yang ingin memiliki peliharaan yang "low maintenance" dan tidak berisik.
Metode ini tidak hanya untuk mengetahui karakter seekor anak anjing, namun juga dapat membantu si pemilik untuk mencari peliharaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan lifestyle-nya.Â
Saya masih ingat, kakek dan nenek selalu berpesan untuk memilih anak anjing dengan karakter Guna untuk dipelihara. Dan, memang terbukti bahwa anjing dengan karakter Guna memang sangat berguna. Meskipun terkadang kami sudah terlanjur mendapatkan anak anjing dengan karakter lain untuk dipelihara.
Namun, saat ini tidak banyak masyarakat yang menerapkan "ritual" ini dalam memilih anjing yang akan mereka pelihara. Bisa jadi karena ketidaktahuan ataukah karena sekarang lebih banyak orang yang memelihara selain anjing Bali.
Saya tidak tau apakah metode ini juga dapat diterapkan untuk anjing ras lain. Yang jelas metode ini mencerminkan bagaimana leluhur kami orang Bali sangat memperhatikan harmoni dan keseimbangan dalam setiap hal, termasuk dalam memilih peliharaan.
Jadi, lain kali ketika kamu akan memilih anak anjing apakah kamu akan menggunakan "ritual" ini?
Yang mana akan kamu pilih? Si penjaga yang setia, si pencari perhatian, si penurut yang jenius, si tukang gali, ataukah si pemalas tukang tidur?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H