Mohon tunggu...
Eka Dharma Saputra
Eka Dharma Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Kompasioner - ASN - Veterinarian

Bapak 2 anak yang ingin belajar dan berbagi manfaat lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Langkah Sederhana Menjadi Pahlawan dari Isi Lemari

11 November 2024   09:16 Diperbarui: 13 November 2024   08:11 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tahun, jutaan ton limbah tekstil berakhir di tempat pembuangan sampah, sementara proses pembuatan pakaian sering kali melibatkan penggunaan bahan kimia berbahaya yang mencemari tanah dan air. 

Selain itu, industri ini juga merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim global.

Saya jadi ingat ketika semasih kuliah dulu, setiap melewati jalan Imam Bonjol menuju rumah saya yang berada di Denpasar Utara, saya sering melihat aliran sungai di sepanjang jalan tersebut berwarna warni. Kadang berwarna merah, di hari lain berwarna biru. Bahkan terkadang berbuih lengkap dengan gelembung-gelembung kecil. Tentunya disertai bau menyengat yang menusuk hidung. 

Daerah tersebut memang dikenal sebagai daerah pusat industri garmen di daerah Denpasar. Memang sempat ramai di koran mengenai industri garmen yang membuang limbahnya ke aliran sungai. Tapi saya tidak ingat bagaimana berita tersebut berakhir.

***

Sustainable fashion dikenal juga dengan istilah slow fashion. Yaitu sebuah konsep fashion yang menekankan pada kualitas, desain yang bertahan lama, dan praktik produksi yang berkelanjutan.

Pendekatan ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga mengajak konsumen untuk lebih menghargai pakaian yang mereka miliki, menciptakan hubungan yang lebih baik antara manusia dan produk yang dikenakan. 

Setidaknya, dengan pendekatan ini, kita enggak perlu ikutan arus mengganti lemari setiap kali ada tren baru.

Jika ada slow fashion tentu ada yang namanya fast fashion. Fast fashion adalah kebalikan dari konsep slow fashion.

Fast fashion merujuk pada produksi massal pakaian dengan cepat dan murah, sering kali mengorbankan kualitas dan etika demi keuntungan. Ini meliputi upah buruh yang rendah dan jam kerja yang tidak sesuai. Hal ini mendorong konsumerisme berlebihan dan menghasilkan limbah yang besar.

Biasanya fast fashion sangat disukai oleh kaum hawa. Karena ini berarti ada model baru yang terus bermunculan yang mengakibatkan isi lemari akan semakin bertambah. Padahal, mungkin hanya dipakai satu atau dua kali saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun