Mohon tunggu...
Eka Dharma Saputra
Eka Dharma Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Kompasioner - ASN - Veterinarian

Bapak 2 anak yang ingin belajar dan berbagi manfaat lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Shine Muscat: Si Hijau Cantik yang Sedang Naik Daun Karena Kontroversi Residu Pestisida

1 November 2024   14:28 Diperbarui: 1 November 2024   14:58 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anggur shine muscat | Foto dari 8photo di freepik 

Kata pepatah, "tak kenal maka tak sayang." 

Nah, bagi sebagian dari kita, anggur Shine Muscat ini bisa jadi masih baru, namun popularitasnya melonjak di kalangan pecinta buah karena rasanya yang manis, renyah, dan... harganya yang bikin dompet menghela napas panjang. 

Sayangnya, baru-baru ini anggur ini jadi sorotan bukan karena kelezatannya, melainkan karena laporan residu pestisida yang muncul di Thailand. 

Tapi, jangan buru-buru takut dulu! Badan Pangan Nasional di Indonesia punya kabar baik untuk kita semua.

Peran Badan Pangan Nasional dalam Pengawasan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)

Sebelum kita bahas hasil uji anggur ini, yuk kenalan dulu dengan 'bodyguard' pangan kita di Indonesia, yaitu Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA). Layaknya seorang ibu yang memastikan anak-anaknya tidak jajan sembarangan, NFA bertugas untuk melindungi konsumen dari pangan segar yang mungkin membawa 'tamu tak diundang' alias kontaminan atau residu berbahaya.

Mengacu pada Perpres No. 66 Tahun 2021 dan UU No. 18 Tahun 2012, tugas NFA termasuk mengeluarkan izin edar dan melakukan pengawasan berkala pada pangan segar asal tumbuhan yang dijual di pasaran. Jadi, kalau buah-buahan yang kita beli di supermarket sudah lolos dari pantauan NFA, itu tandanya kita bisa menikmatinya dengan lebih tenang.

Hasil Uji Rapid Test pada Anggur Shine Muscat di Indonesia

Setelah heboh kabar residu di Thailand, Badan Pangan Nasional selaku Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) langsung gerak cepat. Mereka bersama Dinas yang menangani urusan Pangan Provinsi selaku Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) melakukan uji cepat (rapid test) terhadap residu pestisida anggur Shine Muscat. 

Hasilnya? 

Dari hampir 100 titik kabupaten/kota yang dilakukan pengujian cepat, hampir semuanya negatif dari residu pestisida. Hanya ada sekitar 10% sampel yang mengandung residu, dan itu pun masih di bawah ambang batas aman.

Begitu juga dengan instansi tempat saya bekerja, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, langsung bertindak cepat. Tim Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKPD) Bali melakukan pengawasan keamanan pangan. 

Mereka mengambil sampel anggur shine muscat dari salah satu supermarket modern. Setelah itu, mereka melakukan pengujian cepat menggunakan rapid test kit pada produk tersebut. 

Hasil pengujian menunjukkan bahwa anggur muscat yang dijual di supermarket itu negatif terhadap cemaran residu pestisida.

NFA ini ibaratnya petugas parkir di mal. Mereka memeriksa mobil (dalam hal ini, anggur) satu per satu sebelum kita "masuk" dan menikmati belanjaan dengan tenang. Kalau sudah ada "stiker aman," ya artinya kita tidak perlu khawatir untuk konsumsi Shine Muscat ini.

Langkah Lanjutan NFA dalam Pengawasan dan Investigasi

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, sudah memastikan bahwa pengawasan akan terus dilanjutkan dengan lebih intens, bahkan akan ada investigasi lebih mendalam. Ini mencakup pengambilan sampel secara rutin dan pengujian laboratorium yang lebih ketat, khususnya pada produk impor seperti Shine Muscat ini. 

Langkah ini juga diambil agar kita tidak cuma "aman-aman saja" di permukaan, tapi benar-benar yakin soal keamanan pangan dari dalam.

Penguatan Standar Batas Maksimum Residu (BMR)

Soal residu, NFA juga sedang berusaha keras agar standar Batas Maksimum Residu (BMR) semakin ketat. Saat ini, aturan BMR di Indonesia mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No. 53 Tahun 2018, yang memang sudah lumayan ketat, tapi masih terus disempurnakan untuk mengikuti perkembangan konsumsi pangan di Indonesia.

Bayangkan BMR ini seperti rambu batas kecepatan di jalan raya. Selama kita "mengemudi" di bawah batas yang aman, buah-buahan yang kita konsumsi tetap aman. Dan NFA berperan seperti polisi lalu lintas yang siap memberikan peringatan atau sanksi pada produk yang tidak sesuai.

Pentingnya Label "Cuci Sebelum Dikonsumsi" dan Edukasi Konsumen

Nah, satu hal yang penting banget diingat, apalagi buat kita yang kadang suka asal comot buah dari kulkas tanpa mencucinya dulu. NFA mewajibkan semua produk anggur yang dijual untuk mencantumkan label "Cuci sebelum dikonsumsi." 

Kenapa? 

Karena anggur biasanya dikonsumsi langsung tanpa dikupas, jadi risiko residu di permukaannya tetap ada.

Seperti kalau kita habis jalan-jalan ke pasar atau naik transportasi umum, kan harus cuci tangan dulu sebelum makan, ya? 

Buah-buahan juga begitu. Mencuci anggur sebelum makan bukan hanya kebiasaan sehat, tapi langkah preventif agar kita aman dari residu yang mungkin masih nempel di kulitnya.

Dukungan pada Buah Lokal sebagai Alternatif Pilihan Konsumen

Memang, anggur Shine Muscat ini menarik, tapi jangan sampai kita lupa sama buah-buahan lokal yang enggak kalah segar dan lebih ramah di kantong. Buah-buahan lokal, seperti mangga harum manis, jambu kristal, atau jeruk Bali, punya keunggulan dalam hal kesegaran karena jarak tempuh dari kebun ke pasar lebih singkat.

NFA sendiri juga mendukung konsumsi buah lokal sebagai bagian dari upaya ketahanan pangan. Selain lebih sehat, konsumsi buah lokal ini juga membantu perekonomian petani lokal. Jadi, kalau kita memilih buah lokal, kita bisa "berkontribusi kecil" pada bangsa sambil tetap menikmati buah segar yang aman.

Kesimpulan

Singkatnya, anggur Shine Muscat yang beredar di Indonesia saat ini dinyatakan aman oleh Badan Pangan Nasional setelah melalui berbagai uji dan pengawasan ketat. Namun, sebagai konsumen, kita juga perlu bijak dalam memilih dan mengonsumsi buah. Jangan lupa untuk selalu mencuci buah sebelum makan dan membaca label yang ada.

Kita juga bisa menjadikan buah-buahan lokal sebagai pilihan sehat dan membantu petani lokal kita. Namun, pastikan cuci terlebih dahulu pada air yang mengalir sebelum makan buah segar lokal ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun