Kedua, bangun portofolio yang solid. Portofolio bisa berupa proyek-proyek yang pernah dikerjakan, magang, atau kontribusi freelance. Ini bisa menjadi bukti nyata dari kemampuanmu, lebih dari sekadar angka IPK.Â
Ketiga, perluas jaringan profesionalmu. Terlibatlah dalam komunitas industri dan hadir di acara-acara networking, baik online maupun offline, untuk memperbesar peluang kamu dilirik oleh perusahaan.
Kesimpulan
Tagar #Desperate di LinkedIn mungkin lebih dari sekadar keluhan pencari kerja yang frustrasi. Ini adalah sinyal bahwa ada masalah sistemik dalam cara kita menyiapkan lulusan baru untuk menghadapi dunia kerja.Â
Kesenjangan antara pendidikan formal dan kebutuhan industri sangat nyata, dan jika tidak segera diatasi, kita akan terus melihat generasi muda yang merasa kehilangan arah.
Namun, meski demikian, pencari kerja juga perlu menyadari bahwa keberhasilan di dunia kerja tidak hanya bergantung pada sistem pendidikan. Ada peran penting yang bisa dimainkan oleh individu untuk terus mengembangkan diri, beradaptasi dengan perubahan, dan menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang ada.
Jadi, apakah #Desperate mencerminkan kegagalan pendidikan atau tantangan pribadi? Mungkin keduanya. Tapi yang pasti, perubahan harus dimulai, baik dari sisi sistem maupun dari diri kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H