Mohon tunggu...
Eka Dharma Saputra
Eka Dharma Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Kompasioner - ASN - Veterinarian

Bapak 2 anak yang ingin belajar dan berbagi manfaat lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Saya Baru Bergabung di Kompasiana Setelah 16 Tahun? Ini Cerita di Baliknya

8 Oktober 2024   08:03 Diperbarui: 8 Oktober 2024   08:03 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat ulang tahun Kompasiana | Sumber: Kompasiana

16 tahun sudah berlalu sejak Kompasiana lahir, tapi apa yang membuat saya baru bergabung sekarang? 

Jika ibarat manusia, saya ini adalah bayi yang baru terlahir, sedangkan Kompasiana adalah remaja yang sedang penuh dengan semangat jiwa muda yang berapi-api. 

Menyala abangku!!! Begitulah ungkapan viral di kalangan anak muda saat ini.

Layaknya anak muda yang selalu berapi-api, Kompasiana menghadirkan ruang yang penuh dengan dinamika, ide-ide segar, dan tentunya semangat untuk berkontribusi melalui tulisan.  

Awal Perjalanan Saya Menulis Online

Flashback ke 16 tahun yang lalu, ketika Kompasiana terlahir di tahun 2008, blogging sedang booming di Indonesia. Pada masa itu, memiliki blog adalah simbol eksistensi di dunia digital. Saya yang saat itu masih kuliah pun ikut terjun dengan membuat blog pribadi di platform WordPress. Tak lama, saya mencoba Blogspot untuk menjajal tema yang berbeda dari blog utama saya.

Antara tahun 2007 hingga 2010, saya aktif menulis di blog pribadi. Frekuensi menulis tidak selalu teratur---kadang seminggu sekali, kadang beberapa hari sekali, dan ada saat di mana saya menghilang berminggu-minggu tanpa menulis. 

Masa itu penuh kenangan saat internet masih belum secepat dan semudah sekarang. Untuk bisa online, saya harus pergi ke warnet, karena kecepatan internet di kampus sering kali tidak menentu.

Saya masih bisa membayangkan suasana warnet kala itu---suara riuh anak-anak yang asyik bermain game online, teriakan seru bercampur ledekan dan tawa memenuhi ruangan. Di balik sekat triplek sederhana, saya duduk sendiri, tenggelam dalam dunia saya ketika jari-jemari sibuk mengetik cerita keseharian saya, di tengah hiruk-pikuk dunia digital yang sedang meledak di luar sana.

Saat itu, saya menulis artikel di buku tulis terlebih dahulu sebelum mengetikkannya di warnet. Saya merasakan kebebasan saat bisa menulis tentang kegiatan sehari-hari atau berbagi informasi yang saya anggap bermanfaat. Saya juga kerap merangkum artikel dari majalah dan koran untuk dijadikan bahan tulisan di blog. 

Kenangan berjam-jam di perpustakaan mencari inspirasi, sampai duduk lama di depan komputer warnet untuk mengetik ulang tulisan dari buku catatan, masih sangat melekat dalam ingatan saya.

Namun, seperti halnya banyak hal lain dalam hidup, semangat menulis saya naik turun. Ada masa di mana saya berhenti menulis sama sekali, terkalahkan oleh kemalasan dan kesibukan. Beberapa tahun terakhir, saya kembali aktif menulis di blog berbasis blockchain. Meski begitu, rasa malas masih sering datang menghampiri.

Kenapa Akhirnya Saya Memilih Kompasiana?

Akhirnya pada tanggal 29 Agustus 2024, saya memutuskan untuk membuat akun di Kompasiana. Kenapa Kompasiana? Saya sendiri sebenarnya tidak punya alasan khusus. Bisa jadi karena nama besar Kompas Grup yang berada di belakang Kompasiana membuat pikiran bawah sadar saya memerintahkan untuk membuat akun.

Banyak platform lain yang juga menawarkan ruang untuk menulis, tapi entah kenapa, hati saya tertuju ke sini. Mungkin karena suasananya yang terasa hangat dan komunitasnya yang aktif. Saya ingin berbagi ide, pikiran, dan informasi di sini, berharap bisa bermanfaat untuk lebih banyak orang.

Harapan di Kompasiana: Lebih dari Sekedar Angka Viewer

Saat ini, saya sangat menikmati menulis dan bersosialisasi di Kompasiana. Seperti mereka yang baru pertama kali menulis, saya senang melihat jumlah viewer untuk setiap artikel yang saya buat. Walaupun angka viewer bukan tujuan utama, ada rasa kepuasan ketika mengetahui bahwa artikel saya dilihat oleh banyak orang. 

Namun, sering kali saya bertanya-tanya dalam hati, apakah mereka membaca sampai akhir atau hanya melihat sekilas saja?

Melihat angka viewer memang memberikan kebahagiaan sesaat. Namun, lebih dari itu, saya berharap tulisan-tulisan saya bisa menginspirasi dan menggerakkan seseorang untuk berubah, atau setidaknya merenungkan hal-hal yang saya sampaikan. 

Saya percaya, satu pembaca yang benar-benar tergerak jauh lebih berarti daripada ribuan yang hanya sekilas membaca tanpa ada kesan mendalam.

Harapan saya sederhana---semoga tulisan-tulisan saya dapat menjadi jejak digital yang positif. Jika tulisan-tulisan ini mampu memberi dampak baik, meski hanya bagi satu orang, itu sudah lebih dari cukup. Apapun yang terjadi, saya ingin terus menulis, karena saya yakin bahwa sebuah tulisan memiliki kekuatan untuk mengubah perspektif, dan mungkin, dunia.

16 Tahun Kompasiana, Mulai Memberi Dampak!

Selama 16 tahun, Kompasiana telah menjadi lebih dari sekadar platform menulis---ini adalah ruang di mana ide-ide besar bertemu, di mana suara-suara dari berbagai latar belakang saling menginspirasi, dan di mana dampak mulai dirasakan oleh banyak orang.

Sebagai rumah bagi penulis pemula hingga yang sudah berpengalaman, Kompasiana telah membentuk komunitas yang peduli akan perubahan dan makna dari setiap kata yang tertulis.

Sebagai pendatang baru di Kompasiana, saya merasakan langsung bagaimana platform ini mulai memberi dampak pada perjalanan menulis saya. Bukan hanya melalui angka viewer, tetapi melalui interaksi yang hidup, diskusi yang terbuka, dan kesempatan untuk berbagi pandangan yang beragam. 

Harapan saya, seiring bertambahnya usia Kompasiana, platform ini akan semakin menjadi kekuatan yang memberi inspirasi. Tidak hanya untuk saya, tetapi juga bagi banyak penulis lain yang ingin membuat dunia sedikit lebih baik melalui tulisan mereka.

Kompasiana mungkin telah mencapai 16 tahun, tetapi saya yakin, ini baru awal dari dampak yang lebih besar yang akan kita ciptakan bersama.

Mari kita semua, baik yang baru mulai menulis ataupun yang sudah lama berkontribusi, terus berkarya dan membuat perbedaan. Karena di Kompasiana, setiap tulisan adalah peluang untuk menciptakan perubahan nyata.

___

Akhir kata, saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-16 untuk Kompasiana. Semoga Kompasiana terus menjadi tempat bagi para penulis untuk mengekspresikan diri, berbagi ide, dan memberi dampak positif. 

Sebagai pendatang baru, saya merasa beruntung bisa menjadi bagian dari komunitas yang begitu dinamis dan inspiratif ini. Saya berharap dapat terus menulis dan bertumbuh bersama Kompasiana, hingga bertahun-tahun ke depan.

Kompasiana adalah tempat di mana kita bisa menulis, berbagi, dan mulai memberi dampak---dampak yang mungkin tidak kita lihat sekarang, tetapi akan terus bergaung di masa depan.

Bagaimana dengan kamu? Apa pengalaman pertamamu saat mulai menulis di platform digital? Yuk, bagikan di kolom komentar!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun