Mohon tunggu...
Eka D. Nuranggraini
Eka D. Nuranggraini Mohon Tunggu... -

membaca hidup

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Laut Kembali Sunyi (Bagian 3)

12 Mei 2016   09:23 Diperbarui: 12 Mei 2016   09:30 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

            “Yah begitulah, seperti yang kamu lihat. Selain itu dia juga keras kepala dan galak! Dan sekarang kamu tahu sifat galak dan keras kepalanya Wulan diturunkan dari siapa?!” kata Baruna yang kemudian tertawa.

            “Hei!” terdengar suara Wulan.  Mereka berdua menoleh, terlihat Wulan sedang berdiri di belakang dengan tampang galak, tangan kanannya memegang rantang susun tiga.

            “Wah, panjang umur!” kata Baruna sambil tersenyum.

            “Kamu pasti sedang menjelek-jelekkan aku!” Wulan mendekat. “Jangan pernah percaya dengan apa yang dikatakan oleh anak bengal ini!” tukas Wulan kepada Taufan sambil menunjuk Baruna yang tertawa dengan telunjuk tangan kirinya.

            “Kenapa memangnya? Aku berbicara yang sebenarnya, tanpa dikurangi apalagi dilebihkan!” ucap Baruna disela tawanya. Wulan melotot. Taufan tertawa melihat tingkah keduanya.

            “Sudah sana masuk, itu makanan untuk Kakek nanti tumpah!” Baruna menunjuk rantang yang dibawa Wulan.

            Wulan mendengus. “Sekali lagi aku dengar kamu membicarakanku yang tidak-tidak, aku tendang kakimu! Dan aku suruh Kakek mengusirmu dari rumahnya!” ujarnya sambil berbalik dan masuk ke rumah kakeknya. Baruna tertawa.  

            “Wah! Sadis sekali dia!” ujar Taufan setelah Wulan tidak terlihat lagi.

            “Itulah Wulan, cucu Kakek, si gadis pantai pembuat kerupuk ikan yang galak!”

            “Tapi orangnya manis dan cukup menarik. Apa kamu tidak tertarik padanya?”

            Baruna tersenyum. “Aku menyukainya sebatas teman, dan dia sudah kuanggap sebagai adikku sendiri, begitu juga dengan adiknya. Adik perempuan dan adik laki-laki yang belum pernah aku miliki sebelumnya.” Ada nada getir dalam kata-katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun