Mohon tunggu...
Eka Candra Permana
Eka Candra Permana Mohon Tunggu... Penulis - Calon Magister Hukum

Seorang Pemuda yang tertarik pada Dunia Islam, Politik,Hukum dan Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kunci Menguasai Segala Ilmu

10 September 2021   14:48 Diperbarui: 10 September 2021   19:44 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam muqodimah buku karangan Abu An'im yang berjudul Sang Pangeran Nahwu Al-Jurumiyyah dijelaskan bahwa Ilmu nahwu adalah ayahnya ilmu, sedangkan ilmu shorof sebagai ibunya, Ketika keduanya dipadukan maka akan bermunculan ilmu-ilmu yang lain karena nya, sebagaimana perpaduan ayah dan ibu ia menghasilkan sebuah anak. Ilmu nahwu dan shorof merupakan dua ilmu yang tidak bisa dipisahkan , sebab tanpa salah satunya maka tidak akan bisa menghasilkan sesuatu (ilmu yang lain) dengan sempurna. Kedua ilmu tersebut diistilahkan dengan ilmu alat, dengan alat kitab bisa membikin sesuatu dengan sempurna.

  1. Pentingnya Ilmu Shorof

Seseorang jika hanya ahli dalam bidang nahwu maka sangat mungkin ia melakukan kesalahan dalam memahami kalam arab, kami contohkan :

Bagi seseorang yang hanya paham ilmu nahwu , maka ia akan menerjemahkan contoh tersebut demikian : "Barang siapa yang berbicara dibawah pohon maka batal wudhunya" . Ini pemahaman yang sangat keliru, sebab tidak ada keterangan dalam kitab-kitab fikih yang menerangkan mengenai kebatalan wudhu seseorang yang bicara di bawah pohon . Tetapi bagi orang yang paham akan ilmu nahwu dan shorof ia akan menerjemahkan demikian "Barang siapa qoululah (tidur tengah hari), maka batallah wudhunya" pemahaman seperti ini sesuai dengan keterangan dalam fikih . Lafadz dalam contoh tersebut adalah fi'il bina' ajwaf ya'i, bukan ajwaf wawi. Tidak akan tetapi / yang artinya (tidur tengah hari).

2. Pentingnya Ilmu Nahwu

Begitu juga orang yang hanya ahli dalam ilmu shorof saja, dia juga besar kemungkinan akan salah dalam memahami kalam arab, kami contohkan :

Bagi seseorang yang hanya paham ilmu shorof, maka dia akan menerjemahkan contoh tersebut demikian "Barangsiapa yang berwudhu dengan air kencing anjing, maka sah wudhu-nya" . Ini pemahaman yang sangat keliru , sebab tidak ada dalam keterangan kitab fikih bahwa air kencing anjing dapat digunakan untuk berwudhu.

Tetapi bagi orang yang paham akan ilmu nahwu dan shorof maka ia akan menerjemahkan demikian "Barangsiapa telah berwudhu lalu terkena / bertemu dengan air kencing anjing, maka tetap sah wudhunya/tidak batal wudhunya". Pemahaman seperti ini sesuai dengan keterangan dalam kitab fikih. Huruf jar Ba' disitu berfedah ilshoq (bertemu), bukan berfaedah isti'anah (minta bantuan/bahwa lafadz setelah ba' dijadikan alat berwudhu).

Dari situ jelaslah bahwa ilmu nahwu dan shorof merupakan dua bidang keilmuan yang tidak bisa dipisahkan, berguna untuk menghindari dari keliru dalam mengartikan atau memahami kalam arab.

Maka dari itulah kuasai dua ilmu tersebut (ilmu alat), agar kalian menjadi orang yang mahir dalam segala ilmu. Ada sebuah maqolah :

" "

"Barangsiap yang menguasai satu cabang ilmu, niscaya ia juga bisa menguasai ilmu yang lain (yakni ilmu alat)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun