3. Ilmu nahwu dan Shorof sebagai Kunci Segala Ilmu
Imam Al-Kasa'I berpesan kepada murid-muridnya "Bahwa dengan menguasai ilmu nahwu shorof saja, sebenarnya telah cukup". Meskipun tidak mempelajari cabang keilmuan yang lain. Berikut ini maqolah beliau :
"Barang siapa yang menguasai satu disiplin ilmu, maka ia akan mendapat petunjuk untuk mencapai ilmu-ilmu yang lain"
Abu Yusuf, santri imam Abu Hanifah, mewakili kelompok fuqoha' sangat jengkel dengan jargon-jargon yang sering dilontarkan oleh imam Kasa'i ini. Dalam sebuah pertemuan suatu Ketika abu yusuf berjumpa dengan imam Kasa'i . Kesempatan ini digunakan oleh Abu Yusuf untuk menanyakan masalah fikih yang cukup sulit dengan tujuan untuk menguji kebenaran maqolahnya.
Berkata Abu Yusuf : "selamat datang wahai imam Kasa'i, imam orang Kuffah, aku sering mendengar maqolahmu yang menurutmu dengan menguasai satu disiplin ilmu berarti juga menguasai ilmu-ilmu yang lain. Aku ingin tahu apakah engkau juga menguasai fikih?"
Silahkan bertanya apa saja tentang fikih, "bukankah engkau terkenal sebagai imamnya para fuqoha'?." jawab imam Kasa'I dengan enteng . "begini pertanyaanku" , sambut Abu Yusuf. " jika orang lupa melakukan sujud syahwi sampai tiga kali, apakah masih disunnahkan sujud sahwi lagi? "
Dengan suara mantap imam Kasa'I menjawab " menurutku tidak . karena menurut kaidah nahwu sesuatu yang telah di tasygir tidak boleh ditasygir lagi. Seperti lafadz Ketika ditasygir , menjadi dengan menambah ya' . setelah menjadi maka tidak boleh ditasygir lagi , dengan menambah ya' yang lain".
Imam Abu Yusuf dibuat kagum oleh imam Kasa'I ini. Sungguh tepat jawabannya dan tidak menyimpang dari pendapat fuqoha'. Nampaknya benar kata peribahasa : "tidak ada rotan akarpun jadi" , "tidak ada fikih nahwupun jadi".
Demikianlah uraian singkat mengenai pentingnya kita menguasai ilmu nahwu dan shorof, semoga dengan lantaran ini kita menjadi lebih bersemangat untuk belajar, semoga bermanfaat.
Wallahu'alam...