Mohon tunggu...
Johanes Eka Baptista
Johanes Eka Baptista Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyelami Kedalaman Laut Untuk Mengenal Lebih Dalam Tentang Apa Itu "Moluska" Fosil Keong (Nautilius Pompilius) Yang Berada Di Museum Sri Baduga

12 November 2023   23:42 Diperbarui: 13 November 2023   00:00 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Museum ini berdiri pada tahun 1974 atas gagasan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Barat, Aang Kunaefi. Pada 5 Juni 1980, museum ini akhirnya diresmikan dengan nama Museum Negeri Provisi Jawa Barat oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr Daoed Joesoef.Tahun 1990, terjadi perubahan nama kembali yang berubah menjadi Museum Sri Baduga. Pemberian nama Museum Sri Baduga, diambil dari nama seorang Raja Agung Kerajaan Sunda beragama Hindu yakni Prabu Siliwangi III yang bergelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji berdasarkan isi tulisan pada Prasasti Batutulis. Sri Baduga, memerintah Pakwan Pajajaran selama tahun 1482-1521 masehi.

Penamaan museum Sri Baduga ini, kemudian ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 02223/0/1990 Tanggal 4 April 1990.

Museum Sri Baduga memiliki bentuk bangunan model tradisional khas Jawa Barat yaitu rumah panggung beratap suhunan panjang yang dipadukan dengan gaya arsitektur modern. Museum ini berdiri di atas tanah seluas 8.030 m2 yang dulunya digunakan sebagai kantor Kawedanan Tegallega untuk mengurus urusan adminstrasi di Kota Bandung.

Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas salah satu Moluska, fosil keong yang bernama Nautilius Pompilius yang ditemukan di Ciamis.

FOSIL NAUTILIUS POMPILI 

r-1-6550fed5110fce5c84585b92.jpeg
r-1-6550fed5110fce5c84585b92.jpeg
r-6550ff41ee794a03a708c672.jpeg
r-6550ff41ee794a03a708c672.jpeg

Nautilius ini merupakan hewan berjenis Moluska (bertubuh lunak) pelagis dari dari famili Nautilidae. Dari catatan fosil yang telah ditemukan, nautilius tidak berevolusi selama kurang lebih waktu 500 juta tahun terakhir. Perubahan yang kelihatan terhadap naulitius ini adalah ukurannya yang semakin kecil dari waktu ke waktu. Nautilius merupakan satu-satunya jenis subkelas nautiloidea yang masih hidup sampai sekarang ini. Awal mula nama nautilius ini berasal dari gurita pelagis dari genus Argonauta atau biasanya dikenal sebagai nautiliseus kertas.

whatsapp-image-2023-11-12-at-00-51-56-e15f1404-6550ff9bee794a2e5d68ac92.jpg
whatsapp-image-2023-11-12-at-00-51-56-e15f1404-6550ff9bee794a2e5d68ac92.jpg

(Gambar dari Museum SRI BADUGA)
(Gambar dari Museum SRI BADUGA)

Nautilius yang ada pada museum Sri Baduga ini pertama kali ditemukan di Ciamis, hal yang menjadi unik adalah pada umumnya pantai yang kita ketahui di Ciamis jumlahnya minim atau bisa dibilang sedikit, namun fosil dari moluska ini ditemukannya di Ciamis Jawa Barat.

Nautilius ini memiliki bentuk yang pada umumnya mirip dengan cumi-cumi, dimana dia memiliki kepala menonjol, tentakel yang panjang, lembut dan fleksibel. Fakta yang ada pada hewan ini adalah dia memiliki kekerabatan dengan cumi-cumi dam gurita yang ada pada tingkatan kelas Chepalopoda. Nautilius sendiri memiliki jumlah tentakel yang jumlahnya bisa dibilang lebih banyak jika dibandingkan dengan Chepalopoda lainnya. Jumlah dari tentakelnya bisa mencapi hingga 90 tentakel. Namun perbedaanya hewan nautilius ini tidak memiliki penghisap.

Hewan nautilius ini adalah satu-satunya anggota dari Chepalopoda dengan cangkang eksternal. Bentuk dari cangkangnya sendiri itu berbentuk spiral yang terdiri dari ruang atau bilik besar yang berfungsi untuk menempatkan tubuhnya sedangkan ruang atau bilik yang kecil berfungsi sebagai ruang udara untuk membantu nautilius agar bisa mengapung di lautan. Tanda-tanda dari jejak hewan purba ini yang dapat dilihat  dari dua pasang insang nautilius yang merupakan metamerism yang didapat dari leluhur cumi-cumi yang masih ada hingga saat ini.

Nautilius Pompilius ini memiliki ukuran diameter tubuh yang paling besar di antara jenis lainnya. Ukuran diameternya ini bisa mencapai hingga 26,8 cm namun rata-rata ukuran diameter nautilius ini tidak melebihi 20 cm.

Nautilius sendiri bereproduksi secara seksual antara jantan dan betina lalu mereka menghasilkan telur yang biasanya ditempatkan pada permukaan yang keras di laut. Telur yang dihasilkan ini biasanya hanyab berjumlah sekitar 12 buah saja. Waktu yang dibutuhkan telur ini untuk menetas yaitu selama satu tahun hingga ukurannya mencapai 30 mm. Masa hidup dari nautilius ini dapat mencapai hingga 20 tahun.

Habitat dari naulitius berongga ini beradanya cukup dalam di laut sehingga menyulitkan para peneliti yang ingin meneliti tentang mereka untuk menghitung perkiraan jumlah populasinya yang ada di alam. Diketahui jumlah populasi dari jantannya sendiri lebih banyak dari jumlah populasi betinanya yaitu sbesar 60 sampai 94 persen. Nautilius ini masuk kedalam kumpulan hewan yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 1999.

Reference

Sabila Cahya Novi. (2022). GARDAANIMALIA.COM. Media Spelsialis Satwa Liar. Nautilius Berongga, Satu-satunya Chepalopoda Dilindungi di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun