Mohon tunggu...
Eka YuliaSafitri
Eka YuliaSafitri Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

moving in different spaces

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kita dan Senja

28 Oktober 2022   05:37 Diperbarui: 28 Oktober 2022   05:45 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Si sisi lain tak ingin menyia-nyiakan waktu Abi langsung mengambil beberapa foto senja yang didalam foto tersebut ada Lea yang tersenyu bahagia akan keindahan senja. Sedangkan Lea masih setia melihat keindahan di depan mata dengan air mata yang tiba-tiba menetes entah apa sebab tak ada yang tahu akan hal itu.

"ada apa hm? Kenapa nangis?" tanya Abi bingung melihat sikap kekasihnya yang tiba-tiba mengeluarkan air mata tanpa sebab.

"kau tahu Abi? Aku takut kehilangan sosok baik sepertimu? Jangan pernah pergi Aku sendiri nggak tahu kenapa air mata keluar dari pipiku" ucap Lea dengan air mata yang masih menetes di pipinya.

Pria yang baru saja mendengar apa yang telah di tuturkan kekasihnya sangat merasa bersalah atas apa yang akan dia katakan hari ini. Abi langsung memeluk Lea dari belakang seolah memberi Lea kekuatan, dengan senja yang menampakkan keindahannya yang beberapa saat akan menghilang dan kembali lagi esoknya itu juga yang akan di lakukan oleh sosok pria yang sedang memeluk Lea dari belakang, tapi sayangnya ia tak seperti senja yang singgah menampakkan keindahan lalu pergi dan akan datang kembali setiap saat, lantas bagaimana dengan pria yang telah bersamanya selama lima tahun? Akan pergi dan akan menjadi milik gadis lain tak akan lagi bisa kembali. Semakin erat dekapan Abi hingga membuat Lea susah bernapas. 

Tepat dengan akan hilangnya keindahan yang mereka nikmati saat itulah Abi mulai mengatakan segalanya dengan kata maaf yang tak lupa ia katakan di setiap kalimat yang ia lontarkan pada gadis di hadapannya.

Suara tangis gadis anggun bermata cokelat terdengar menyayat hati begitu pilu, siapapun yang mendengarkan akan merasakan sakit. Lea memukul dada bidang milik Abi dan terus-terusan mengatakan kenapa. "apa aku kurang? Apa aku belum cukup? Apa aku ini tidak pantas untuk diliki kamu? Atau memang kamu yang emang mengingikan lebih?" ucap Lea dengan tangisan yang tak kunjung mereda, tangisannya semakin pecah kala mendengar pengakuan setiap kata kalimat yang keluar dari mulut kekasihnya.

"Lea, aku minta maaf, aku mohon maafkan aku, aku emang gak pantes buat kamu" ucap Abi berkali-kali meminta maaf pada Lea dengan memegang tangan Lea yang sayangnya selalu di tepis oleh Lea.

"kamu mikir gak si Abi?lima tahun Abi kita bersama dan dengan cerdasnya kamu berpura-pura selama ini pura-pura untuk cinta aku? Kenapa gak dari dulu? Kenapa kamu gak putusin aku setelah kamu sudah bersama yang lain? Kenapa ABIIII hikss...hikss..hikss.."  ucap Lea yang semakin tak karuan rasa marah sedih kecewa yang bercampur membuatnya ingin pergi namun sayang kakinya masih  susah untuk ia gerakkan bahkan sekedar untuk berlari ia lemah saat ini.

"Lea Aku minta maaf, Aku mohon maafin aku Lea" ucap Abi dengan kepala tertunduk karena menahan rasa malu, telah mengatakan sejujurnya pada Lea

"kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kamu perbuat, semoga bahagia bersama dia. Akan aku usahakan untuk ikhlas kamu bersama dengan dia dan akan aku coba untuk melupa terimakasih untuk lima tahun yang baru saja usai Abi" ucap Lea lirih dengan air mata yang tak kunjung berhenti, dan kemudian Lea berbalik, senja telah hilang tergantikan oleh langit yang sudah mulai dikuasai oleh gelap.

Gadis itu pergi meninggalkan pria yang tak lain adalah Abi sendirian menatap ombak dan suara yang menjadi candu yang selalu beradu dengan suara sosok gadis yang sudah bersamanya sejak lama yang tak lain adalah Azalea. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun