7. Analisis kontaminan:
Deteksi dan pemisahan kontaminan seperti pestisida, logam berat, dan mikotoksin dalam makanan dan minuman.
Kromatografi kertas memberikan keuntungan seperti kemudahan penggunaan, biaya yang relatif murah, dan kemampuan memisahkan komponen-komponen dalam sampel makanan dan minuman secara efektif. Teknik ini dapat digunakan sebagai analisis awal sebelum menggunakan metode kromatografi yang lebih canggih seperti kromatografi cair atau kromatografi gas (Rohman A,2020)
5. Pemisahan Komponen Pada Kunyit Secara Kromatografi Kolom
Kromatografi adalah metode pemisahan kimia berdasarkan perbedaan distribusi zat dalam fase padat dan fase gerak. Tujuan kromatografi biasanya untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam suatu campuran. Pemisahan dengan kromatografi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat hanya dengan menggunakan peralatan yang relatif sederhana (Fasya, 2018).Â
Prinsip kerja kromatografi kolom adalah adanya perbedaan absorbansi dari masing-masing senyawa campuran yang akan dipisahkan. Senyawa polar lebih kuat diserap dalam gel silika,menyebabkannya turun lebih lambat, seangkan senyawa non-polar lebih lemah diserap dan bergerak lebih cepat. Senyawa dalam kolom terpisah membentuk pita serapan sesuai dengan polaritas senyawa dan mengalir keluar kolom dengan pelarut (fase gerak) dengan polaritas yang sama (Syahmani, 2017).
 Fase gerak yang digunakan dapat berupa pelarut murni atau campuran dua pelarut yang bersesuaian dpengan perbandingan tertentu.
Uji Pemisahan Komponen Senyawa terhadap Silika Gel (70-230 Mesh) dengan Kromatografi Kolom.
a.Persiapan Kolom
Fase diam pada kromatografi Kolom dibuat dengan cara membuat bubur silika, yaitu silika gel ditambahkan pelarut, diaduk rata dan dituang ke dalam kolom dengan posisi kran terbuka. Elusi kolom menggunakan pelarut beberapa kali sampai silika gel memadat, setelah itu kran ditutup dan sampel siap untuk diuji.
b.Persiapan sampel
Sampel dihaluskan dengan lumpang, ditambahkan pelarut dan aduk sampai rata, diamkan selama 20 menit, kemudian disaring,lalu dipekatkan pada penangas air. Preadsorbsi dilakukan pada sampel dengan Silika gel.
d. Proses Pemisahan
Sampel yang telah dipreadsorbsi dimasukkan dalam kolom. Selanjutnya di elusi secara bergradien dari pelarut non polar ke pelarut polar yaitu menggunakan n-heksan, etilasetat dan metanol. Kepolaran ditingkatkan secara bertahap menggunakan campuran dua pelarut (eluen) dengan perbandingan tertentu. Penambahan masing-masing eluen tergantung kepada warna atau pita serapan yang terbentuk, jika satu warna sudah tidak turun maka kepolaran eluen segera dinaikan. Hasil pemisahan yang keluar ditampung dalam botol-botol (vial) dan dipisahkan berdasarkan warnanya (Eryanti et al, 2019).
6. Pemisahan Zat Hijau Daun Dengan Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi adalah metode pemisahan kimia berdasarkan perbedaan distribusi zat dalam fase padat dan fase gerak. Tujuan kromatografi biasanya untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam suatu campuran. Pemisahan dengan kromatografi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat hanya dengan menggunakan peralatan yang relatif sederhana (Fasya, 2018).
Kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi kertas tergolong "kromatografi planar." KLT adalah yang metode kromatografi paling sederhana yang banyak digunakan. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemisahan dan analisis sampel dengan metode KLT cukup sederhana yaitu sebuah bejana tertutup (chamber) yang berisi pelarut dan lempeng KLT. Dengan optimasi metode dan menggunakan instrumen komersial yang tersedia, pemisahan yang efisien dan kuantifikasi yang akurat dapat dicapai. Kromatografi planar juga dapat digunakan untuk pemisahan skala preparatif yaitu dengan menggunakan lempeng,peralatan, dan teknik khusus. Pelaksanaan analisis dengan KLT diawali dengan menotolkan alikuot kecil sampel pada salah satu ujung fase diam (lempeng KLT), untuk membentuk zona awal. Kemudian sampel dikeringkan. Ujung fase diam yang terdapat zona awal dicelupkan ke dalam fase gerak (pelarut tunggal ataupun campuran dua sampai empat pelarut murni) di dalam chamber.Â
Jika fase diam dan fase gerak dipilih dengan benar, campuran komponen-komponen sampel bermigrasi dengan kecepatan yang berbeda selama pergerakan fase gerak melalui fase diam. Hal ini disebut dengan pengembangan kromatogram. Ketika fase gerak telah bergerak sampai jarak yang diinginkan, fase diam diambil, fase gerak yang terjebak dalam lempeng dikeringkan, dan zona yang dihasilkan dideteksi secara langsung (visual) atau di bawah sinar ultraviolet (UV) baik dengan atau tanpa penambahan pereaksi penampak noda yang cocok. Pada KLT, identifikasi awal suatu senyawa didasarkan pada perbandingan nilai Rf dibandingkan Rf standar. Nilai Rf umumnya tidak sama dari laboratorium ke laboratorium bahkan pada waktu analisis yang berbeda dalam laboratorium yang sama, sehingga perlu dipertimbangkan penggunaan Rf relatif yaitu nilai Rf noda senyawa dibandingan noda senyawa lain dalam lempeng yang sama.