Mohon tunggu...
Raden Roro Eka Amalia Nur F
Raden Roro Eka Amalia Nur F Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga UI 2016

Mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga Universitas Indonesia 2016

Selanjutnya

Tutup

Money

Future Development: Hi, Schuhe

29 Mei 2019   10:35 Diperbarui: 29 Mei 2019   10:41 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAB II

BUSINESS MODEL CANVAS

Dalam mengelola bisnis ini saya memerlukan gambaran mengenai business model canvas selama lima tahun ke depan. Hal ini dilkakukan agar saya dapat mengevaluasi elemen mana yang kurang mendukung perkembangan bisnis ini. Selain itu juga, business model canvas membantu saya dalam meningkatkan kualitas produk dan memperluas segmentasi penjualan produk ini. Berikut merupakan business model canvas dari Hi, Schuhe!

dokpri
dokpri

1. Customer segments

Hi, Schuhe! adalah produk kombinasi antara sepatu high heels dan sandal. Produk ini cocok untuk digunakan pada acara formal seperti bekerja, kuliah, dan meeting serta acar informal seperti menghadiri acara pesta pernikahan, ulang tahun, dan berjalan-jalan di mall. Produk ini termasuk ke dalam niche market karena sasaran target penjualan dari Hi, Schuhe! adalah wanita berumur 17-49 tahun. Wanita yang termasuk kedalam rentang usia tersebut adalah pelajar SMA dan sederajat, mahasiswi, pegawai, dan ibu rumah tangga (IRT).


2. Value proportions

Hi, Schuhe! adalah produk kombinasi antara sepatu high heels dan sandal yang memiliki empat manfaat, diantara lain:

a. Multifunction

Produk ini merupakan produk kombinasi antara sepatu high heels dan sandal. Perlu diingat, banyak wanita yang menggunakan sepatu high heels untuk acara formal dan informal namun mereka hanya memakai sepatu high heels dalam durasi yang tidak lama. Hal ini karena sepatu high heels kerap kali menimbulkan rasa sakit bagi penggunanya sehingga untuk menyiasati kejadian ini maka mereka membawa sandal sebagai gantinya. Hal tersebut mengakibatkan wanita harus membawa high heels dan sandal sehingga kegiatan ini cukup merepotkan. Dengan demikian, saya berinovasi untuk menciptakan Hi, Schuhe!.


b. Good for Health 

Penggunaan sepatu high heels yang lama dapat menyebabkan sakit dan nyeri pada wilayah sekitar kaki dan betis sehingga sepatu high heels kerap kali mendapat julukan "beauty is pain". Berangkat dari permasalah tersebut, saya akan menggunakan alas kaki magnet akupuntur sehingga baik jika digunakan dalam waktu yang lama karena alas kaki mampu memperlancar peredaran darah.


c. Water Resistance

Kerap kali pengguna sandal dan sepatu high heels kewalahan jika terkena air sehingga pengguna merasa tidak nyaman. Dengan demikian, saya akan menggunakan bahan anti air pada sepatu kombinasi ini sehingga pengguna tidak perlu khwatir lagi ketika menggunakan sandal dan sepatu high heels apabila terkena air.


d. Affordable

Hi, Schuhe! menawarkan tiga manfaat dalam satu produk atau lebih dikenal dengan istilah 3 in 1. Tiga manfaat yang ditawarkan tidak membuat harga melambung tinggi. Mengingat sasaran yang akan dituju oleh produk ini adalah wanita maka saya akan menetapkan harga yang terjangkau yakni Rp 250.000-Rp 300.000.

3. Channels

Dalam membangun brand image Hi, Schuhe!  maka saya akan menggunakan beberapa saluran diantara lain:

a. Awareness 

  • WoM (Word of Mouth)

Kegiatan ini merupakan cara dalam memperkenalkan Hi, Schuhe! kepada calon pelanggan potensial.  Dalam kegiatan WoM, saya akan menjelaskan produk secara singkat meliputi model, ukuran, varian warna, fungsi, dan harga. Perlu diingat, lima unsur diatas merupakan unsur penting dalam menarik minat beli calon pelanggan.


  • Media sosial.

Guna memperkuat keberadaaan Hi, Schuhe! maka saya menggunakan media sosial dalam memperkenalkan produk ini. Mengingat semua orang termasuk customer segment saya tidak bisa lepas dari internet dan sosial media maka saya memanfaat momentum tersebut dalam memasarkan produk. Media social yang digunakan meliputi Instagram dan Facebook.


b. Purchase: 

  • Penjualan offline

Penjualan offline dilakukan ketika saya mengikuti event atau bazaar tertentu.  Selain itu juga, hard selling  termasuk kedalam penjualan ini dimana saya berusah menawarkan produk saya ketika saya hadir di acara tertentu seperti acara pernikahan, keluarga besar, atau perayaan  ulang tahun.


  • Penjualan online

Semakin merajalela globalisasi maka semakin besar juga peluang saya dalam memasarkan produk ini secara online. Penjualan produk ini dilakukan di platform facebook dan Instagram karena dua platform ini memiliki puluhan juta pengguna aktif di Indonesia.


c. Distribution: 

  • JNE

Dalam pengiriman barang melalui penjualan online, saya menggunakan JNE karena cabang JNE berada hampir di seluruh wilayah di Indonesia, terdapat diskon bagi pengiriman dalam jumlah besar, dan sistem tracking JNE cepat dan dapat diakses selama 24 jam.


  • Go-Jek (Go-Send)

Apabila pelanggan berada pada domisil yang sama dengan domisili saya dan menginginkan pengiriman barang yang cepat maka Go-Send dirasa tepat namun biaya yang akan ditanggung oleh pembeli akan lebih mahal daripada pengiriman yang dilakukan melaui JNE.


d. After Sale: 

Setelah produk terjual, saya akan memberikan garansi 3 hari kepada pembeli apabila terjadi defect pada produk saya. Hal bertujuan agar menjaga nama baik produk dan hubungan dengan kostumer.

4. Customer relationships

a. Customer Service

Dalam membangun brand image pada Hi, Schuhe! maka saya harus menjaga hubungan yang baik dengan konsumen sehingga diperlukan customer service ramah dan cepat tanggap dalam menerima saran dan kritik dari konsumen terkait produk saya.


b. Promosi

Guna menambah cakupan pasar maka saya akan menggunakan promosi tertentu pada produk ini. Promosi yang dimaksud adalah diskon 10% pada pembelian kedua produk saya yang akan saya selenggarakan selama 2 minggu.

5. Revenue Streams

Aliran pendapatan berasal dari penjualan produk dengan harga yang telah ditentukan yakni fixed menu pricing. Harga pada produk ini sekitar Rp 250.000- Rp 300.000 dengan perolehan margin laba 40-50%. Pembayaran produk dapat dilakukan secara cash dan transfer bank.


6. Key Resources

Dalam menciptakan brand image maka diperlukan logo dan paten (intellectual) agar pembeli dapat membedakan suatu produk dengan produk lain. Logo ini juga akan dibuat simpel dan modis agar diingat oleh konsumen sehinggga konsumen tidak mudah melupakan produk ini. Pada aspek financial, saya akan mengganggarkan modal sekitar Rp 3.000.000 untuk membuat 10 pasang sepatu dengan berbagai varian warna. Pada aspek human resources, saya akan mengelola bisnis ini dengan baik dan memastikan kerja sama dengan vendor dapat terlaksana. Pada aspek, sales and marketing, penjualan dilakukan secara offline dan online dimana pembayaran produk dapat dilakukan melalui pembayaran secara tunai atau transfer.

7. Key Activities

Kegiatan mulai dari perancangan logo dan produk yang menarik agar konsumen terpikat dengan produk yang ditawarkan. Pada tahap produksi, saya akan menyerahkan hasil rancangan model produk kepada vendor sehingga vendor dapat merevisi dan membuat produk yang terbaik. Tidak luput saya akan melakukan quality control pada produk sehingga tidak ada defect yang dapat mengecewakan konsumen. Pada aspek pemasaran, penjualan akan dilakukan secara offline dan online. Pada aspek keuangan, saya akan memastikan arus kas berjalan dengan baik sehingga tidak menghambat proses produksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun