"Engga kok"Â
Kemudian mereka pun memesan menu untuk makan siang. Saat makanan yang dipesan datang Santi masih asik dengan telepon genggamnya. "Udah dong sayang jangan main handphone terus kan kita udah sepakat kalau lagi ketemu hp nya disimpen dulu" Protes Bram lalu Santi pun meletakkan telepon genggamnya ke dalam tas.Â
Mereka memang punya kesepakatan untuk tidak bermain telepon genggam saat sedang bersama, Santi tidak keberatan justru dia senang karena menganggap Bram sangat menghargai waktu bersamanya. Bahkan tak pernah sekalipun dia melihat Bram mengangkat telepon meski bunyi berkali-kali, membalas chat atau hanya sekedar melihat telepon nya pun tidak.
Setelah selesai makan dan ngobrol melepas rindu akhirnya tibalah waktunya mereka berpisah dan melanjutkan aktifitas masing. Namun saat Bram mengambil jaketnya dari kursi tiba-tiba telepon genggamn nya terjatuh dari saku jaket dengan posisi layar menghadap ke atas.Â
Mata Santi yang refleks melihat ke arah telepon genggam sontak melotot nanar saat tak sengaja membaca notifikasi pesan dengan nama kontak my wife disertai emoticon love disampingnya yang berisi "sayang, pulang kerja tolong mampir ke swalayan ya beli susu dede udah mau abis aku lagi males keluar rumah".
Sepertinya Bram langsung menyadari kejadian tersebut dan tahu betul apa yang ada dalam pikiran Santi dan apa yang akan dikatakannya, namun diluar dugaan Bram tak tampak kaget dia hanya menggerakan bahunya yang seolah-oleh mengatakan ya sudah sekarang kamu sudah tau.
"Mas, apa ini? Katanya kamu ga punya pacar tapi ternyata kamu punya anak istri!" Teriak Santi marah.
"Ya kan kamu nanya nya aku punya pacar atau engga, ya aku jawab engga. Kan kamu ga nanya aku punya istri atau engga" Jawab Bram enteng.
Jadi yang salah siapa dong??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H