Mohon tunggu...
Eka Wiyati
Eka Wiyati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sandaran

28 Desember 2023   06:19 Diperbarui: 28 Desember 2023   06:37 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sandaran
Oleh Eka Wiyati

Pernah aku bersandar pada pundak seorang hamba.
Tetapi faktanya disuatu masa, dia lebih memilih untuk pergi tidur daripada terjaga untukku.
Hingga tak mampu lagi menjadi sandaran.
Lalu aku beralih bersandar pada sebatang ranting.
Namun ternyata seiring berjalannya waktu,
ranting pun mengering dan patah.
Kemudian aku berpikir aman bersandar pada tembok yang kokoh.
Tetapi karena termakan usia, tembok itu pun runtuh.
Hingga akhirnya aku sadar,
bahwa tiada tempat bersandar yang abadi.
Kecuali hanya bersandar dan berserah diri,
kepada Yang Maha memiliki segala hal yang mampu untuk bersandar.
Sandaran kepada mahluk sudah dapat di pastikan pada suatu masa akan meninggalkan kita, tidak jarang menitipkan luka yang berakibat kecewa sepanjang masa.

Lampung, 28 Desember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun