Mohon tunggu...
Ilana Rue
Ilana Rue Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Saya menyukai fiksi sedari kecil, namun butuh waktu lama untuk akhirnya bisa menulis. Saya mulai menulis pada tahun 2021 di akun wattpad. Awalnya saya menulis hanya sebagai media untuk healing dari rasa stres dan depresi yang saya rasakan. Di awal Juli 2023, nama saya tercantum pada penulis terpilih yang karyanya dibukukan di sebuah antologi cerpen. Sejak saat itu, saya aktif berkarya dan mengikuti lomba-lomba cerpen.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

For You... Infinity And Beyond

27 Agustus 2024   14:54 Diperbarui: 27 Agustus 2024   15:05 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Juan lega melihatnya.

"Nah gitu kek daritadi." ucap Juan sambil menepuk dadanya lega. Jujur ia masih belum terbiasa dengan wujud Lana yang satu ini. 

"Aku butuh makan saat ini. Kamu tahu itu kan? Dan yang aku butuhkan bukan sate ayam atau soto daging." ujar Lana seolah ingin mencandai Juan. 

"Aku bawain anak kambing buat kamu. Apa itu cukup untuk sekarang?" 

Lana tertegun. Ia tidak tahu bahwa Juan bahkan sudah membawakan mangsa segar untuknya. Juan tanpa banyak bicara langsung ke luar rumah menuju mobilnya. Ia menarik seekor anak kambing ke dalam rumah. Lalu memberikannya kepada Lana. 

"Sekarang. Ini milik kamu. Aku harap ini cukup untuk malam ini."

Lana memandang Juan dengan berkaca-kaca. Ia terharu. Dalam sekejap, ia melepaskan lagi kepalanya, yang membuat anak kambing lepas dari pegangan di tangan Lana dan berlari ketakutan. Menabrak beberapa perabotan di rumah itu dan menciptakan kegaduhan. 

"Yah, dia nyopot kepalanya lagi. Ya ampun. Kuatkan hamba ya Tuhan." ucap Juan lirih. Setengah ngeri. 

Beberapa barang sudah pecah, sebelum akhirnya Juan menangkap anak kambing itu dan memegang ikatan lehernya. Sehingga kini anak kambing itu tidak dapat melarikan diri.

Perlahan kepala Lana mendekat, menancapkan giginya ke leher anak kambing yang kini berteriak memilukan. Lana menghisap habis darah anak kambing, sementara Juan memalingkan kepalanya. Masih tak tega melihat kematian anak kambing itu tepat di depan matanya sendiri. 

Juan mau muntah mencium bau anyir darah, terlebih oleh bau yang keluar dari usus dan jerohan Lana. Ia berusaha menguatkan diri, sebelum akhirnya berlari keluar rumah dan memuntahkan isi perutnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun