"Siapa pun bisa marah, marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik, tidaklah mudah."
Aristoteles (384-322 SM)Â
Marah adalah salah satu sifat dasar manusia. Sejak zaman purba pun manusia sudah mengenal kemarahan. Kemarahan terhadap orang lain baik yang dipendam maupun dikeluarkan secara serampangan sama-sama tidak sehat. Marah bisa merusak psikologis dan fisik.
Sebuah penelitian menyebutkan jika sering marah-marah akan meningkatkan risiko terkena serangan jantung 8,5 kali lebih tinggi dalam waktu 2 jam saja sejak marah-marah.
 Bayangkan jika kemarahan terhadap orang lain dibawa selama bertahun-tahun. Apa yang terjadi dengan tubuh kita? Tidak sayang dengan jantung yang hanya satu-satunya milik kita?Â
Baru satu dampak marah terhadap fisik, padahal efeknya juga bisa berdampak secara psikologis dan sosial. Ya, siapa yang mau dekat-dekat dengan pemarah dan pendendam? Ngeri kali!Â
Memendam sakit hati jelas bikin lelah lahir batin. Tiap ingat kesalahan orang tersebut langsung bikin stres. Jantung berdebar kepala cenut-cenut. Padahal orang yang bikin kita emosi santai saja menjalani hidupnya.Â
Duh, rugi banget deh. Sudahlah dia nggak tahu kita masih sakit hati eh, dia malah bahagia. Makin menjadilah kemarahan kita. Balik lagi tubuh dan jiwa kita jadi korban.Â
Maafkan dan Lepaskan Agar Hati Damai
Orang pemaaf memiliki karakter positif yang dapat mengoptimalkan kesehatan fisik, psikologis, dan spiritual.Â