Sudah 2 tahun penyebaran  virus corona (COVID 19) merebak ke seluruh Negara, salah satunya Indonesia. Sehingga menyebabkan kelemahan ekonomi.
Krisis ekonomi telah berdampak terhadap keberlangsungan ekonomi di Indonesia, terutama  usaha mikro, kecil, serta menengah (UMKM ). Apalagi setelah pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang akan menyulitkan para pelaku ekonomi, dan juga sangat berdampak kepada pelaku UMKM. Dampaknya bukan hanya itu, bahkan banyak tenaga kerja yang terpaksa dirumahkan akibat covid 19 ini, sehingga meningkatkan jumlah angka pengangguran di Indonesia.
Pada masa pandemi seperti ini , pelaku umkm harus terus  memutar otak untuk bagaimana caranya supaya usahanya tetap terjual dan dikenal banyak orang. Dan bisa memenuhi target-target penjualan yang terganggu akibat selama pandemi.
 Dengan perubahan sistem pola barang atau jasa dari offline ke online. Digitalisasi menjadi kebutuhan yang sangat enting. Terutama untuk mempasarkan barang dagangannya. Media Sosial menjadi salah satu sasaran untuk bisa menjual barang dagangannya. Tidak hanya media sosial, sekarang terdapat banyak market place/ e-commerce tempat untuk berjual secara online. Dengan berjualan secara online pada masa sekarang sangat efektif bagi konsumen.
Survei menunjukkan, pengusaha yang mengunakan perangkat digital lebih banyak dibandingkan yang baru pertama kali. Secara rinci, 51% responden mengatakan meningkatkan belanja lewat platform e-commerce, 50% meningkatkan penggunaan video streaming, 49% meningkatkan pelatihan online, dan 45% berjualan lebih aktif di platform e-commerce ( https://katadata.co.id/ekarina/berita/5efdb7a7bea69/survei-54-umkm-pakai-media-sosial-untuk-pacu-penjualan-saat-pandemi)
Dari survei diatas, didominasikan oleh sektor retail, produk rumah tangga, alat elektronik, makanan, serta jasa. Serta pengiriman makanan yang bisa dikirim dengan fresh. Sehingga menarik minat dari konsumen.
Hasil penelitian SEA Insights menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata UMKM Indonesia yang mengadopsi e-commerce meningkat lebih dari 160%. Sedangkan peningkatan produktivitas mencapai 110%. ( https://katadata.co.id/ekarina/berita/5efdb7a7bea69/survei-54-umkm-pakai-media-sosial-untuk-pacu-penjualan-saat-pandemi)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mencatat, ada sekitar 301.115 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang beralih platform digital selama pandemi corona atau 14 Mei hingga 9 Juni 2020. ( https://katadata.co.id/ekarina/berita/5efdb7a7bea69/survei-54-umkm-pakai-media-sosial-untuk-pacu-penjualan-saat-pandemi)
Dengan demikian, digitalisasi bagi UMKM sangatlah dibutuhkan, sehingga harus di berikan pelatihan lebih lanjut tentang digitalisasi. Yang bertujuan untuk mengembangkan usaha UMKM.
Melalui dukungan pemerintah setempat untuk memfasilitasi UMKM dalam proses pengembangan digitalisasi melalui pemahaman yang lebih lanjut, dalam pelatihan digitalisasi.
Banyak UMKM yang merasakan keuntungan pemasaran melalui sosial media. Ada juga kekurangan, harus membutuhkan alat pendukung seperti laptop,smart phone, serta jaringan internet. Sampai kuota internet yang harus sedia sebagai pendukung keberlangsungnya jalannnya pemasaran lewat digital atau lewat sosial media.