Mohon tunggu...
Eista Swaesti
Eista Swaesti Mohon Tunggu... Editor - Editor

Sehari-hari duduk di kursi redaksi Ar-Ruzz Media Yogyakarta sebagai staf editor. Menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Tumbang

13 November 2018   10:57 Diperbarui: 13 November 2018   11:48 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

lagi

mulut-mulut tajam menghunus tepat pada jantungku

dan aku membiarkannya berlalu 

seperti serdadu yang menghabiskan peluru

biar luka ini membuat mereka tertawa hingga terjungkal

biar derita ini membuat mereka tersengal

biar tumbuh tatu padanya sendiri

membuatku semakin meliukkan pikiran liarku

menarikan percik-percik darah tercecer

menjadi abadi

ada yang mereka lupa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun