Sebab bahagiaku itu random.
Bukan berarti kamu harus jadi tulang bahagiaku.
Tidak dan sangat berbeda dengan lainnya.
Aku ini seorang penerap apa yang menurutmu benar
Bukan seorang yang sesuka ikut-ikutan
Apalagi dengan bagaimana gayanya berpikir
Aku lebih konkret untuk menjadi bahagia
Juga bukan berarti harus bisa diperjelas
Kala rasa bahagia itu muncul. Cukup aku mendiktenya benar.
Karena seseorang yang datang Itu cukup berani untuk menantang mental. Tersebab tidak semua mampu sendiri dengan yakin berdiri tanpa jeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H