[caption caption="Jakarta panas (sumber: liputan6.com)"][/caption]
Pada suatu kuasa, matahari
terbit dari atas langit.
Makin lama makin dekat.
Jakarta di bawah naungan
Matahari meraksasa dalam banyak nama.
Semuanya merasa kepanasan.
Gedung-gedung tinggi
gubuk-gubuk pinggir kali
orang-orang di dalamnya
Orang-orang di sedan
Orang-orang di dalam gerobak
Orang-orang yang naik sepeda
Orang-orang yang menyuruh orang naik sepeda
Orang-orang yang tidak mau naik sepeda
Orang-orang yang menutup mulut
Orang-orang yang membuka mulut
Semuanya merasa panas
Tapi tak ada satupun yang terbakar
Tak ada yang terbakar
Kecuali aku
Aku memejamkan mata
Lalu berdoa dalam hati
Supaya api di tubuhku mati
Aku tidak berteriak
Aku tidak lagi berkata-kata goblok kampret anjing babi tai kucing nenek lu
Aku memejamkan kata
“Bangun kau!” bentak Veronic tanpa tedeng aling-aling
hati sempitku terbelalak
melihatnya mengguyurku dengan ember besar
tapi api di tubuhku malah makin besar
Aku memang orang besar
dan paling berprestasi
tak takut mati
kubayar TNI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H