Surat Untuk Dea
Aku sengaja menulis sajak  ini untuk mu,
Karena hatiku sedang mengolara karena degup jantungmu.Â
 Aku pernah menelusuri sunyinya malam
Tapi gemuruh suaramu menerawang melolong jauh.Â
Dan malam  itu, aku langsung mencari gemuruh suaramu.
Aku sempat meragu dengan keraguaku,Â
Ketika aku menatap dari kejauhan wajahmu yang mungil, di saat beradu pandang di tepi sungai Babilon.Â
Mungkinkah gerak cinta itu saat pandangan pertama, menusuk ruang dan waktu sampai ke sumsum jiwaku
Sehingga jiwa yang nihil menjadi jiwa yang makna.
Ataukah cinta itu sebuah luka yang menusuk duka. "Ahhh rupa-rupanya tidak  dea" cintamu seperti  seorang filsuf yang membawa pada lentera hidup dan aku sungguh merasakannya.