Mohon tunggu...
Egit Tiana Puspita
Egit Tiana Puspita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai Strategi Mencapai Tujuan Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka

8 Oktober 2023   23:02 Diperbarui: 8 Oktober 2023   23:06 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minat adalah salah satu aspek penting bagi peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru dapat merencanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna dengan mengenali minat peserta didiknya. Cara untuk mengetahui minat peserta didik di antaranya melalui pengisian angket atau kuisioner, mengajukan pertanyaan, dan meminta peserta didik untuk menghubungkan minat mereka dengan suatu topik studi. Peserta didik akan merasa bahwa keragaman mereka diakui dan dihargai ketika guru mempertimbangkan minat peserta didik dan menghubungkannya dengan pembelajaran. Tujuan mempertimbangkan minat peserta didik dalam merancang pembelajaran di antaranya yaitu : 1) membantu peserta didik menyadari bahwa terdapat kecocokan antara sekolah dengan keinginan mereka sendiri untuk belajar; 2) menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran; 3) meningkatkan motivasi belajar peserta didik; dan 4) memanfaatkan keterampilan atau ide yang sudah dikenal oleh peserta didik sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang masih asing atau baru bagi mereka. Pendekatan ini memungkinkan peserta didik untuk membangun koneksi antara konsep atau keterampilan yang sudah mereka miliki dengan konsep atau keterampilan yang baru, sehingga dapat memudahkan mereka dalam memahami materi baru.

Profil belajar peserta didik meliputi banyak aspek seperti bahasa, budaya, keadaan keluarga, kesehatan, gaya belajar, dan kekhususan lainnya. Profil belajar peserta didik dapat berbeda-beda dari satu konteks ke konteks lainnya. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memperhatikan perbedaan ini agar peserta didik tidak dicap atau "dilabeli" sesuai dengan profil belajar mereka. Setiap peserta didik memiliki keunikan dan potensi belajar yang berbeda-beda, sehingga diperlukan pendekatan pembelajaran yang berbeda-beda pula. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik untuk belajar dan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing tanpa merasa terdiskriminasi atau tertinggal dalam kelompok tertentu. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memperhatikan profil belajar peserta didik secara individual dan menyediakan dukungan dan strategi pembelajaran yang sesuai untuk setiap peserta didik. Sejalan dengan penelitian Marlina (2019) bahwa perbedaan kelas tradisional dengan kelas diferensiasi terletak pada pengakuan guru terhadap adanya kecerdasan majemuk pada kelas diferensiasi karena pembelajaran didasarkan pada kesiapan, minat dan profil belajar peserta didik.

Kesiapan belajar (readiness) merujuk pada kemampuan peserta didik untuk mempelajari materi baru. Dalam pembelajaran, tugas yang sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik dapat memperluas zona nyaman mereka. Namun, dengan lingkungan belajar yang kondusif dan dukungan yang memadai, peserta didik tetap dapat belajar dan menguasai materi baru tersebut. Oleh karena itu, pemahaman tentang kesiapan belajar peserta didik merupakan konsep penting dalam pembelajaran berdiferensiasi. Dalam pembelajaran diferensiasi, guru harus memperhatikan tingkat kesiapan belajar peserta didik saat merancang dan menyampaikan materi pembelajaran, sehingga peserta didik dapat belajar dengan cara yang efektif dan sesuai dengan kemampuan mereka (Herwina,
2021).

Strategi Diferensiasi dalam Pembelajaran

Strategi pembelajaran diferensiasi yang digunakan dalam pembelajaran ada 3 macam yaitu diferensiasi proses, konten, produk, dan lingkungan atau iklim pembelajaran di kelas. Guru memiliki wewenang untuk menentukan cara keempat elemen tersebut akan diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas. Guru juga memiliki kemampuan untuk mengubah lingkungan dan iklim belajar, serta proses, konten, dan produk pada setiap kelas yang didasarkan pada profil peserta didik.

Diferensiasi Proses

Istilah "proses" mengacu pada kegiatan yang bermakna bagi peserta didik sebagai pengalaman belajar di dalam kelas. Kegiatan bermakna di kelas tetap harus dibedakan berdasarkan kesiapan, minat, dan profil (gaya) belajar peserta didik. Menurut Faiz et al. (2022) diferensiasi proses meliputi :

  • Kegiatan berjenjang, pada bagian ini peserta didik membentuk pemahaman yang sama, namun tetap memperhatikan tantangan dan dukungan yang ada.
  • Mempersiapkan pertanyaan pemantik yang mampu memotivasi peserta didik untuk melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari.
  • Memfasilitasi durasi waktu bagi peserta didik dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam hal ini, guru berperan membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan agar peserta didik termotivasi untuk menganalisis materi lebih mendalam.
  • Membuat kelompok yang sesuai dengan minat dan kemampuan peserta didik.

Diferensiasi Konten

Konten adalah materi yang dipelajari peserta didik atau diajarkan guru di kelas. Pembuatan konten pelajaran yang berbeda dalam pembelajaran yang berbeda dapat dilakukan melalui dua cara sebagai berikut (Wahyuningsari et al., 2022).

  • Menyesuaikan apa yang akan dipelajari peserta didik atau apa yang akan diajarkan guru dengan minat dan tingkat kesiapan mereka.
  • Menyesuaikan bagaimana cara mengajarkan konten (materi). Hal ini disampaikan oleh guru atau didapatkan peserta didik berdasarkan profil (gaya belajar) yang dimiliki masing-masing individu.

Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk dapat dilakukan melalui pemberian pilihan bagaimana peserta didik mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan (Yani et al., 2023). Produk biasanya merupakan hasil akhir pembelajaran untuk menunjukkan kemampuan peserta didik dalam mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan pemahamannya setelah menyelesaikan satu unit pelajaran atau setelah mempelajari materi selama satu semester. Pelaksanaan produk dapat dilakukan secara kelompok maupun individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun