Indonesia, dengan posisi geografis strategis di jalur perdagangan internasional, tidak bisa menghindari dinamika ini. Sebagai negara berkembang yang berada di tengah pusaran konflik dan kepentingan global, strategi realistis menjadi kunci untuk mempertahankan kedaulatan dan mencapai tujuan nasional.
Analisis Realisme dalam Kebijakan Luar Negeri Jokowi
Kebijakan luar negeri Indonesia di era Jokowi menunjukkan penerapan nyata teori realisme. Berikut ini adalah penerapan kebijakan luar negeri Indonesia melalui pendekatan realisme :Â
1. Strategi Keseimbangan Kekuatan
Indonesia berupaya menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan Indo-Pasifik dengan mengelola hubungan baik dengan berbagai kekuatan global. Hal ini menunjukkan pemahaman realistis bahwa kerja sama hanya terjadi ketika ada keseimbangan kepentingan.
Indonesia mempererat hubungan dengan Amerika Serikat melalui kerja sama pertahanan dan keamanan. Di sisi lain, Indonesia juga memanfaatkan hubungan ekonominya dengan Tiongkok untuk mendorong investasi dan pembangunan infrastruktur nasional.
2. Penguatan Kapabilitas Nasional
Di era Jokowi, modernisasi alutsista menjadi prioritas utama. Anggaran pertahanan meningkat secara signifikan untuk pembelian kapal selam, jet tempur, dan radar canggih.Â
Pada tahun 2022, Indonesia menandatangani kontrak pembelian 42 jet tempur Rafale dari Prancis. Langkah ini menunjukkan fokus Jokowi pada peningkatan kekuatan militer untuk menghadapi tantangan keamanan regional.
Langkah-langkah seperti modernisasi alutsista dan peningkatan keamanan maritim mencerminkan pendekatan realistis. Indonesia tidak bergantung sepenuhnya pada kerja sama internasional untuk melindungi kepentingan nasionalnya.
Kebijakan militer Jokowi ini sejalan dengan pendekatan realisme yang menganggap bahwa kekuatan militer adalah salah satu faktor penentu dalam hubungan internasional.