Mohon tunggu...
Egi Sujana
Egi Sujana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - guru

suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

emotional dari goleman

18 Januari 2025   22:04 Diperbarui: 18 Januari 2025   22:04 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Emotional Intelligence (EI) dari Daniel Goleman

Daniel Goleman, seorang psikolog terkenal, memopulerkan konsep Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional) melalui bukunya Emotional Intelligence (1995). Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Menurut Goleman, kecerdasan emosional sama pentingnya, bahkan lebih penting, daripada kecerdasan intelektual (IQ) dalam menentukan kesuksesan seseorang, terutama dalam hubungan sosial dan profesional.

Komponen Kecerdasan Emosional

Goleman mengidentifikasi lima komponen utama kecerdasan emosional:

1. Kesadaran Diri (Self-Awareness)

Kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri.

  • Ciri-ciri:

    • Mengenali emosi saat muncul.
    • Mengetahui dampak emosi terhadap pikiran, perilaku, dan keputusan.
    • Memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan pemahaman terhadap kekuatan serta kelemahan diri.
  • Contoh: Seseorang yang sadar bahwa ia sedang marah dapat mengontrol responsnya sebelum membuat keputusan impulsif.

2. Pengelolaan Diri (Self-Management)

Kemampuan untuk mengendalikan emosi dan menyesuaikannya dengan situasi.

  • Ciri-ciri:

    • Mengelola stres dan tekanan secara efektif.
    • Tidak bereaksi secara berlebihan terhadap situasi.
    • Memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi terhadap perubahan.
  • Contoh: Tetap tenang dan profesional dalam menghadapi kritik di tempat kerja.

3. Kesadaran Sosial (Social Awareness)

Kemampuan untuk memahami emosi, kebutuhan, dan perspektif orang lain.

  • Ciri-ciri:

    • Empati: Mampu merasakan dan memahami emosi orang lain.
    • Sensitivitas terhadap dinamika sosial dan budaya.
    • Kemampuan membaca "suasana" dalam kelompok atau lingkungan sosial.
  • Contoh: Menyadari bahwa rekan kerja sedang stres dan menawarkan dukungan.

4. Keterampilan Sosial (Relationship Management)

Kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang sehat serta bekerja sama dengan orang lain.

  • Ciri-ciri:

    • Komunikasi yang efektif.
    • Kemampuan memotivasi dan mempengaruhi orang lain secara positif.
    • Resolusi konflik dengan cara yang konstruktif.
  • Contoh: Memimpin tim dengan memberikan motivasi, mendengarkan masukan, dan menyelesaikan konflik antar anggota.

5. Motivasi Diri (Self-Motivation)

Dorongan internal untuk mencapai tujuan tanpa dipengaruhi oleh faktor eksternal.

  • Ciri-ciri:

    • Memiliki inisiatif dan semangat untuk terus berkembang.
    • Fokus pada pencapaian tujuan jangka panjang meskipun menghadapi tantangan.
    • Optimisme dan ketekunan dalam situasi sulit.
  • Contoh: Tetap bekerja keras untuk mencapai tujuan meskipun menghadapi kegagalan awal.

Pentingnya Emotional Intelligence

  1. Dalam Kehidupan Pribadi:

    • Meningkatkan hubungan interpersonal.
    • Membantu mengelola stres dan konflik.
    • Meningkatkan kesejahteraan emosional.
  2. Dalam Dunia Kerja:

    • Membantu dalam kepemimpinan dan manajemen tim.
    • Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi.
    • Membantu pengambilan keputusan yang lebih baik dengan memahami emosi dan dampaknya.
  3. Dalam Pendidikan:

    • Membantu siswa mengelola emosi saat belajar atau menghadapi ujian.
    • Mendorong kerja sama di lingkungan sekolah.

Perbedaan Emotional Intelligence dan IQ

Aspek

IQ

Emotional Intelligence (EI)

Definisi

Kemampuan intelektual untuk memecahkan masalah logis atau analitis.

Kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi.

Fokus

Logika, analisis, dan pemecahan masalah.

Emosi, hubungan, dan keterampilan interpersonal.

Pengaruh pada Kesuksesan

Sekitar 20% dalam menentukan kesuksesan.

Berkontribusi hingga 80% dalam hubungan dan karier.

Kritik terhadap Teori Goleman

  • Kurangnya Definisi yang Jelas: Beberapa ahli menganggap kecerdasan emosional sulit diukur secara objektif.
  • Tumpang Tindih dengan Konsep Psikologi Lain: Ada kritik bahwa kecerdasan emosional sering kali tumpang tindih dengan konsep kepribadian, seperti empati dan keterampilan sosial.

Kesimpulan

Teori kecerdasan emosional dari Daniel Goleman memberikan wawasan penting tentang bagaimana emosi memengaruhi hubungan, pengambilan keputusan, dan keberhasilan hidup. Dengan meningkatkan kesadaran diri, pengelolaan emosi, empati, dan keterampilan sosial, individu dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik dan menciptakan hubungan yang bermakna. Kecerdasan emosional adalah keterampilan yang dapat dikembangkan melalui latihan dan pengalaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun