Mohon tunggu...
Egiliana Atika Putri
Egiliana Atika Putri Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan terus belajar

gadis biasa, mencintai puisi juga teori konspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kerub

19 April 2020   01:01 Diperbarui: 19 April 2020   01:04 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak riuh tiba-tiba bisu tunarungu

turunlah, akan kutunjukkan betapa sulit saat lisan habis kata-katanya

entah sejak engkau dihadirkan 

atau memang sifat manusiaku yang kekurangan

tidak ada dawai yang lunas terpetik

juga gelombang merambat atas udara yang kekasihnya

turunlah barang sejenak

hingga habispasir dalam tabung kaca

akan kutunjukkan sifat manusia

dimana cinta juga keras kepala

menutut waktu dan temu

meredakan sakit dada yang kasih 

menimang asih yang asuh atas kekanak-kanakannya manusia

turunlah sejenak

akan kutunjukkan bagaimana manusia menjelmakan cinta

membentuk awan menjadi raut paling dirindukan

sedang disisi sang Kuasa ia juga karunia paling suci

dera paling indah atas detak dada manusia

putih menjelma kerub bagi siapa yang terdera

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun