Mohon tunggu...
Egideus Ulung Kineringan
Egideus Ulung Kineringan Mohon Tunggu... Lainnya - SMA Kolese Kanisius

Saya suka bermain gitar, bermain game, dan jalan-jalan jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membangun Harmoni di Pesantren

19 November 2024   20:16 Diperbarui: 19 November 2024   21:11 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata mereka ada yang memakai bahasa arab dalam pelajarannya untuk belajar. Setelah itu kami menyusuri sungai sebagai kegiatan terakhir kami dan pada hari Jumat kami hanya melakukan pentas di depan kiyai dan para guru pebimbing kami, akhirnya kami pulang dan bersenang-senang saat kegiatan ekskursi kami berlangsung dengan baik. 

Keindahan Toleransi di Pesantren  

Pesantren, dengan suasana asri dan penuh kedamaian, menjadi tempat ideal untuk dialog lintas agama. Pohon-pohon rindang di halaman pesantren menjadi saksi interaksi yang damai antara dua kelompok ini. Suara lantunan ayat suci Al-Qur'an yang bergema di waktu subuh berpadu dengan keheningan doa umat Katolik di kapel sederhana yang mereka dirikan sementara. 

Ruang diskusi dihiasi dengan senyum dan gelak tawa, jauh dari kesan formal atau kaku. Mata para peserta berbinar saat mereka mendiskusikan nilai-nilai universal seperti cinta, pengampunan, dan kepedulian sosial. Dalam suasana seperti ini, dinding-dinding perbedaan agama seolah runtuh, digantikan oleh jembatan pemahaman yang kokoh.  

Belajar dari Pengalaman  

Pengalaman serupa telah dilakukan di berbagai belahan dunia. Salah satu contohnya adalah program "Interfaith Youth Core" di Amerika Serikat yang sukses memfasilitasi kerja sama lintas agama di kampus-kampus. Program ini membuktikan bahwa dialog lintas agama tidak hanya efektif dalam menciptakan pemahaman, tetapi juga melahirkan proyek sosial yang bermanfaat bagi masyarakat luas. 

Di Indonesia, ekskursi lintas agama seperti ini perlu terus dikembangkan. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan tokoh agama harus berkolaborasi untuk menciptakan lebih banyak ruang dialog. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), "Tidak penting apa pun agamamu atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah bertanya apa agamamu." 

Ekskursi lintas agama bukan hanya sekadar kegiatan, tetapi sebuah langkah menuju masa depan yang lebih damai. Dengan saling memahami dan menghormati, kita dapat menciptakan Indonesia yang benar-benar Bhinneka Tunggal Ika.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun