Aththar juga bercerita, terkadang dirinya memang harus pulang hingga larut malam. Sebagai contoh, setiap hari rabu, terdapat program sanlat bagi mahasiswa yang mengharuskan dirinya untuk pulang pada pukul 5 lebih. Aththar mengungkap, sejujurnya dirinya merasa terbebani akibat kegiatan ini. Alasannya, jalanan mengalami kemacetan di jam-jam tersebut, sehingga mengharuskannya untuk berbuka di jalan, atau mencari masjid terdekat.
“Jadi (ketika pulang) nunggu dulu di kampus. Tapi kalau pas udah keburu dijalan, ya terpaksa buka puasa di jalan. Meskipun begitu gak buruk juga kok, karena sering ada orang baik yang bagi-bagi takjil gratis di bulan Ramadhan. Kadang buat dijalan juga ada yang memberi kepada pengendara yang dalam perjalanan pulang.” Ujar Aththar dengan penuh optimisme.
Optimisime Dalam Menjalani Hidup
Meskipun harus menempuh perjalanan hingga 30 kilometer, dan meskipun harus menahan lapar dan dahaga di bulan ramadhan, Aththar tetap berpikir positif. Memang, terasa berat dan melelahkan, namun dengan penuh semangat, Aththar tetap menjalani lika-liku kehidupan di bulan ramadhan dengan penuh ketulusan dalam menghadapi setiap ujian yang Allah berikan.
Rasa optimisme tersebut lahir dari motivasinya yang membara untuk mengejar ilmu. Meskipun begitu, hal tersebut bukanlah satu-satunya motivasi yang mendorong dirinya. Aththar mengungkap, motivasi bisa didapatkan dimana saja.
“Motivasi kadang bisa didapetin dimana aja sih, sesederhana meskipun menyebalkan di jalan, tapi kadang bisa liat moment bagus di jalan. Kayak misal naik kereta liat anak smp yg nangis nangis karena baru pertama kali naik kereta, terus dibantu temannya biar berani. Atau pas lagi bawa motor liat bapak bapak juru parkir yang ketemu sama anaknya di tengah pekerjaannya, atau misal setelah baca komik dapet nilai positif yg bisa bikin motivasi.” Ungkap Aththar dengan antusias.
Bagi Aththar, terkadang kita harus mencari motivasi, ketimbang harus menunggu motivasi mendatangi kita. Dan terkadang, di kesempatan-kesempatan yang mungkin tak terduga, kita bisa mendapat ilham atau motivasi meskipun sesederhana melalui sebuah pemandangan di perjalanan.
Dalam setiap langkahnya, Aththar dan mereka para mahasiswa yang memiliki nasib serupa membuktikan bahwa di tengah lika-liku dan ujian hidup, dengan kekuatan iman dan ketekunan, tak ada rintangan yang tidak dapat diatasi. Dengan semangat yang menggebu-gebu, mereka tetap melangkah maju dan berjuang dalam menempuh pendidikan. Demi meraih gelar sarjana, dirinya berdiri menghadapi segala ujian yang Allah berikan kepadanya. Dalam cahaya bulan Ramadhan yang penuh berkah, mereka terus melangkah maju, demi meraih cita-cita kelak di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H