Sistem semacam ini tak heran akan melahirkan pejabat-pejabat korup nan licik, serta kebijakan-kebijakan yang menguntungkan pihak-pihak berkepentingan. Dengan demikian, kalau tidak mau kecewa lagi, mahasiswa seharusnya menyadari permasalahan mengakar ini.Â
Selain memahami permasalahan dari akarnya, mahasiswa harus senantiasa menguatkan mentalitas dalam perjuangan. Mentalitas yang kuat dibentuk dari motivasi awal pergerakan.Â
"Untuk apa pergerakan dilakukan? Mengapa harus ada perubahan? Ke arah mana (target) pergerakan?" Pertanyaan-pertanyaan semacam itu harus mampu dijawab dengan tuntas.Â
Jelasnya langkah dan tujuan secara otomatis meningkatkan daya tahan terhadap berbagai tantangan seperti komentar negatif terhadap aksi mahasiswa.
Nah, tujuan yang jelas dan terarah, solusi mengakar, mentalitas yang kuat serta gerak yang terintegrasi menjadi bekal bagi mahasiswa menjadi corong perubahan. Bersuara memang berisiko, tetapi diam melihat ketidakadilan juga bukan solusi. Perubahan bukan terjadi begitu saja, melainkan harus diperjuangkan, salah satunya oleh kalangan pemuda intelektual, mahasiswa. Salam mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H