Mohon tunggu...
Egia Astuti Mardani
Egia Astuti Mardani Mohon Tunggu... Guru - Pejalan

Pendidik yang Tertarik pada Problematika Ummat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahasiswa Bersuara Mahasiswa Kecewa

10 Oktober 2021   20:06 Diperbarui: 10 Oktober 2021   20:08 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kecewa. Satu kata yang mewakili perasaan para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM SI di akhir aksi unjuk rasa beberapa hari lalu. Dalam pidatonya, Zakky Zuhad, pemimpin Aliansi BEM SI menyayangkan sikap aparat kepolisian yang tidak memberikan ruang aspirasi, sikap Presiden RI yang tidak menepati janjinya dalam upaya pemberantasan korupsi, hingga sikap pimpinan KPK, Firly Bahuri, yang tidak menemui para mahasiswa dan justru pergi ke Jambi.

Aksi BEM SI kali ini dipicu oleh diterbitkannya SK nomor 652 tentang pemberhentian 57 pegawai KPK yang dikeluarkan pada 13 September lalu. Kebijakan ini dikeluarkan karena 57 pegawai tersebut tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan. 

Aliansi BEM SI menilai tes tersebut cacat formal dan secara susbtansi mengandung rasisme, terindikasi pelecehan dan mengganggu hak privasi dalam beragama. 

Aliansi BEM SI menuntut Presiden untuk bertanggung jawab atas pemberhentian ini dan menuntut ketua KPK untuk mundur dari jabatannya. Selain itu, mereka juga mendesak KPK agar menjaga marwah dan semangat pemberantasan korupsi serta segera menyelesaikan kasus-kasus korupsi.

Sayangnya aspirasi mulia mahasiswa ini tidak mendapatkan respon yang baik, baik dari aparat, maupun para pemimpin negeri ini. Bahkan bukan hanya di dunia nyata, di dunia maya tidak sedikit pihak yang mencibir aksi mahasiswa. 

Nada-nada 'meremehkan' berkicau mengomentari aksi aliansi BEM SI. Agaknya mental mahasiswa tengah diuji, begitu juga dengan keistiqomahannya dalam menyampaikan aspirasinya demi Indonesia yang lebih baik. 

Pada momentum kekecewaan sebagai ujian mental ini, aktivis mahasiswa harus merenung sejenak dalam rangka menata langkah perjuangan serta menguatkan mental. 

Agaknya mahasiswa perlu me-refresh seperti apa niat awal pergerakannya, seperti apa gambaran cita-cita perubahan yang mereka inginkan dan bagaimana strategi untuk menggapai cita-cita tersebut.

Pemuda dan Kepekaannya

 Perubahan merupakan proses alami dalam peradaban manusia. Manusia diberikan nikmat berupa kemampuan untuk berpikir dengan akalnya. Kemampuan berpikir pada manusia menghasilkan temuan-temuan baru, termasuk temuan dalam hal pemikiran. 

Ketika manusia mengaktifkan daya pikirnya, ia akan cenderung berjalan ke arah idealisme, kemudian bertekad mengubah realita yang tidak ideal menjadi ideal (sesuai idealismenya). 

Dari semua jenjang generasi, generasi muda lah yang paling berpeluang menjadi aktor perubahan ini. Akal yang masih segar, beban tanggungan hidup yang belum menumpuk serta kekuatan fisiknya menjadi bekal bagi generasi muda dalam gerak perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun