BAHASA DAN KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL
bahasa tutur mengalami perkembangan yaitu bahasa tulisan yang bisa di dokumentasikan sebab tidak sekadar alat urutan bunyi yang dapat di cerna secara empiris tetapi juga kaya dengan makna yng sifatnya non-empiris. Oleh sebab itu, lumrah bila kini mengenal bahasa tulisan yang salah satunya diproduksi oleh media cetak. Melalui bahasa, sebuah pristiwa yang tidak dialami dapat diketahui oleh orang lain,hal ini karena ia memperoleh berita. Dalam konteks ini, bahasa tulisan menimbulkan makna sebagaimana bahasa lisan baik baggi yang memproduksi atau membacanya.
REPRESENTASI MAKNA MEDIA
Kata Repretasi menunjukan pada penjelasan orang-orang yang membantu mendefinisikan kekhasan kelompok-kelompok dan juga tidak hanya menunjuk pada penggambaran perbagai institusi. Representasi juga tidak hanya menunjuk pada permukaan, ia pun menyangkut Makna-mana yang dikostruksi. Makna tentang dunia dan Makna tentang memahami dunia.
KETERANGAN:
Permukaan Representasi terhadap Masyarakat melalui Kelompok-kelompok terdapat dalam penampilan dan prilaku yang digambarkan. Pemahami permukaan ini membawa kita kepada makna-makna tentang Representasi. Area-Area dominan dalam Makna Berkaitan dengan Mitos-mitos kebudayaan dan pandang kelompok itu tentang kekuasaan.
seperti di paparkan di atas, komunikasi bukan hanya proses penyampaian pesan, tetapi juga pertukaran simbol yang kemudian membentuk makna. Makna terjadi karena ada tanda. Ada tiga jenis makna dalam sebuah proses komunikasi. Yaitu, Makna si penutur, Makna bagi si pendengar, dan Makna tanda (sign Meaning) yang melekat pada tanda itu sendiri. Makna ketiga merujuk pada sifat yang Inherent pada tanda tersebut, sehingga di ketahui apakah penggunaan kata dan gagasan tersebut tepat atau tidak. Menurut Arthur Asa Berger, Makna itu bersifat relasional. Segala sesuatu akan bermakna jika memiliki hubungan dengan jenis yang dilekatkanya. Hubungan tersebut bisa tersurat (jelas) atau tersirat (tersembunyi). Makna adalah hubungan sosial yang dibangun oleh sinyal diantara sang emisor dan reseptor ketika tindakan semik sedang berlangsung.
JURNALISME ONLINE
Dalam era kapitalis modern, percepatan dan kecepatan sudah merasuk ke semua aspek kehidupan manusia, termasuk dunia Jurnalisme. Kecepatan dan percepatan telah menyeret Jurnalisme ke dalam pusaran kompetisi Global. Disinilah lidah api kapitalisme memyambar dan membakar Jurnalisme. Berita sebagai unsur atau pilar pokok atau inti dari Jurnalisme menjadi Komoditas. Dengan menjadi KOmoditas berita telah kehilangan elan Vitalnya. iya hanya sebagai alat untuk menghasilkan Keuangan. Berita bukan lagi sebagai Pemproduksi wacana yang mencerahkan; pembangunan kesabaran masyarakat; atau lainnya yang mencerahkan kehidupan.
beberapa karakteristik media/Jurnalisme Online, antara lain: