Mohon tunggu...
Egia Ariko
Egia Ariko Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mitos Jurnalisme

2 Juni 2016   17:05 Diperbarui: 9 Juni 2016   23:50 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MITOS  JURNALISME

K

omunikasi adalah salah satu cara manusia mempertahankan harkat dan martabat. Dsengan komunikasi, manusia mengaktualisasikan segala potensinya .dalam setiap gerak, manusia berkomunikasi dalam berbagai bentuknya, mikro, meso, dan makro. Komunikasi juga merupakan konsekuensal dari posisi manusia sebagai makhluk sosial. Elemen pokok dari aliran transmisi ini adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Dalam perspektif ini komunikasi adalah sebuah proses perpindahan pesan atau komunikasi bias dipahami sebagai proses-proses penyampaian pesan, baik verbal maupun nonverbal.

         Elemen-elemen atau model proses komunikasi.

untitled-574d417593fdfda011372b9f.png
untitled-574d417593fdfda011372b9f.png
                                                                                        Gambar 1 bagan komunikasi Mazhab Transmisi

 Sedangkan Pertukaran makna (Production and exchange of meanings) digagas dating belakangan. Tepatnya dating setelah Perang Dunia II. Ia berkembang di Eropa. Mazhab ini dipopulerkan oleh tokoh seperti James Carey dan Jhon Fiske. Komunikasi dalam pendekatan semiotika ini melibatkan unsur bahasa (Linguistik) dan aspek-aspek seni. Aliran Semiotika memandang komunikasi dalam sebuah proses yang rumit. Menurut Mazhab ini,komunikasi tidak sesederhana perpindahan pesan dari komunikatopr ke komunikan. Proses komunikasi melibnatkan budaya masing-masing elemen. Artinya, satu symbol tertentu akan di pandang berbeda oleh author dan reader. Semakin banyak persamaan budaya antara author dan reader kian terbuka terciptanya kesepahaman. Sebaliknya, semakin banyak pertbedaan diantara keduanya semakin besar ketidak sepahaman sehingga proses komunikasi tidak berlangsung dengan sempurna.

KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL

Secara umum,teori berger dan luckman membahastentang sosiologi pengetahuan. Keduanya berusaha mengembalikan hakikat danperanan sosiologi pengetahuan dalam kerangka ranah sosiologi. Berger danLuckman menemukan metodelogi yang tepat untuk meneliti pengalamanintersubjektivitas dalam konstruksi realitas social. Terakhir, mereka memilihlogika yang tepat dalam releven untuk sosiologi pengetahuan. Pada tahap inilahmasyarakat harus dilihat sebagai realitas yang objektif. Sedangkan eksternalisasiadalah usaha atau ekspresi setiap individu ke dalam dunia,baik mental ataupunfisik. Proses ini adalah ekspresi untuk menguatkan eksistensi individu dalammasyarakat.

KONSTRUKSI REALITAS MEDIA

Secara general,bias dipastikan tidak adamasyarakat yang tidak disentuh oleh media massa. Karena itu lumrah bila efekmedia massa (baik yang disengaja atau tidak disengaja) pada masyarakat sangatterasa. Kecepatan dan perubahan budaya suatu masyarakat, misalnya, sangatditentukan sejauh mana media mempengaruhi. Salah satu pembentukan kostruksirealitas di dunia modern adalah media massa. Seraya melontarkan kritik terhadapBerger dan Luckman, Burhan Bungin menyebutkan media massa,termasuk surat kabar,menjadi Variable yang sangat substantive dalam proses eksternalisasi,objektivikasi, dan internalisasi, subjektivikasi, dan intersubjektif. Inti dariteori ini terletak pada sirkulasi informasi cepat dan luas yang disebarkan olehmedia massa, sehingga konstruksi social akan berlangsung sangat cepat dansebenarnya merata. Realitas yang dibangun media massa tersebut membentuk opini public,massa cenderung apriori, dan opini massa cenderung sinis.

 Sebuah berita di media bukan hanya rangkaian fakta yang tersusun menjadi sebuah kalimat, paragraph, tayangan, dan siaran. Ia juga merupakan Representasi dari pemikiran dan sikap penulis,cameramen,asisten redaktur, redaktur, produser, dan editor, plus kebijakan redaksi yang tertuang dalam editorial atau tajuk rencana. Minimal segala latar belakang budaya, pergaulan, dan pendidikan wartawan sangat memengaruhi bagaimana fakta dikonstruksikan dalam sebuah berita. Fakta yang hanya ditulis apa adanya akan kering gaya dan tidak nyaman dibaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun