Mohon tunggu...
Egi Sukma Baihaki
Egi Sukma Baihaki Mohon Tunggu... Penulis - Blogger|Aktivis|Peneliti|Penulis

Penggemar dan Penikmat Sastra dan Sejarah Hobi Keliling Seminar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Connect 2019, Kolaborasi Lintas Sektor dalam Memajukan Ekonomi Digital Indonesia

4 November 2019   09:44 Diperbarui: 4 November 2019   09:55 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Telkom juga punya program Indigo untuk menyaring ide-ide berlian dari para pelaku usaha tapi belakangan setelah dievaluasi program ini berubah menjadi inkubator bisnis yang disebut digital velly yaitu dengan menyaring ide kemudian memberikan pelatihan dan pendanaan. Program ini sudah ada di Bandung, Yogyakarta, Jakarta dan Makassar.

Program lain dari Telkom adalah Digital Inovation Lounge yaitu membuat program rutin berupa training yang bisa diikuti oleh mereka yang ingin mendapatkan pengetahuan dan mengembangkan usahanya. Digital Inovation Lounge atau DILO ini ada di 17 kota di Indonesia.

Ada juga Agung Bezarie yang berbagi pengalamannya dalam mendirikan Warung Pintar. Ia berangkat dari sebuah statistik mengenai kondisi bisnis usaha micro yang jumlahnya sampai 98,7 % dari semua usaha di Indonesia sedangkan performanya hanya 14 %.

Ia melihat ada gap yang cukup besar dan membuat usaha mikro sulit untuk naik tingkat menjadi UMKM. Warung Pintar lebih memfokuskan diri untuk membantu para pemilik warung atau usaha ritteler . Karena menurut Agung selama ini masalah yang dihadapi mereka masih mencatat di belakang karton bekas bungkus rokok, tidak memiliki akses ke barang yang konsisten, dan tidak ada akses ke  financial production sehingga mereka tidak bisa mendapatkan modal dari perbankan. Justru banyak warung yang memanfaatkan jasa rentenir. 

Untuk memudahkan para pemilik warung, Warung Pintar telah bekerja sama dengan 50 brand sehingga pemilik warung bisa langsung berbelanja stok barang.

Suasana Pengunjung Connect 2019. Dok. Pribadi
Suasana Pengunjung Connect 2019. Dok. Pribadi
Dari sesi ini saya bisa mengambil intisari bahwa ada banyak usaha untuk memajukan ekonomi digital termasuk dengan memberikan pelatihan dan pinjaman dana bagi para pelaku UMKM. 

Pelatihan dan dana yang diberikan harus dimanfaat sebagai mungkin agar usaha mereka dapat berkembang. Pengalaman Agung bisa jadi pelajaran bagi generasi muda untuk tidak takut memulai usaha. Pemuda diharapkan mampu berinovasi dan melihat peluang yang dapat mereka lakukan di masyarakat.

Siang harinya ada sesi diskusi dengan tema Tips for Smes on Increasing Profits Through Social Media dengan narasumber Fariz Egia Gamal selaku Owner Mister Brewok dan Ridho Khusnul selaku CEO Humblezing.

Bagi para pelaku usaha sosial media belakangan ini menjadi wadah atau media untuk mempromosikan produk kepada para konsumen. Pengguna sosial media yang banyak ditambah keaktifan mereka mengakses sehari-hari dapat dimanfaatkan. 

Pengalaman yang Mister Brewok dan Humblezing menjadi pelajaran berharga bagi pelaku UMKM yang ingin memanfaatkan sosial media sebagai tempat untuk memasarkan dan mempromosikan produknya.

Dari pemaparan keduanya terdapat benang merah bahwa sosial media sangat bermanfaat dan berpengaruh sangat besar dalam pemasaran produk yang mereka miliki. Bagi para pelaku usaha yang mempromosikan produknya melalui sosial media penting kiranya untuk memperhatikan banyak aspek agar konten yang diposting bisa disukai banyak orang dan orang pun tertarik untuk membeli produk kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun