Mohon tunggu...
Egi Sukma Baihaki
Egi Sukma Baihaki Mohon Tunggu... Penulis - Blogger|Aktivis|Peneliti|Penulis

Penggemar dan Penikmat Sastra dan Sejarah Hobi Keliling Seminar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Connect 2019, Kolaborasi Lintas Sektor dalam Memajukan Ekonomi Digital Indonesia

4 November 2019   09:44 Diperbarui: 4 November 2019   09:55 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Connect 2019 Wadah Pertemuan Para Pelaku Ekonomi Digital. Dok. Pribadi

Era teknologi terus mengalami perkembangan yang menuntut manusia untuk terus dapat bergerak cepat mengejar dan menyesuaikan diri dengannya.  Tidak dipungkiri, perkembangan teknologi telah banyak berpengaruh dan masuk dalam setiap lini kehidupan manusia, termasuk dalam dunia ekonomi.

Kemajuan teknologi telah melahirkan banyak fintech dan e-commerce bermunculan. Para pelaku usaha yang sebelumnya lebih fokus memasarkan dan mempromosikan produknya secara offline, mau tidak mau harus ikut menyesuaikan diri untuk memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana mengembangkan usaha mereka.

Tetapi yang perlu diingat, untuk memajukan ekonomi digital Indonesia, tidak bisa dilakukan sendiri oleh para pelaku usaha saja. Perlu kolaborasi lintas sektor baik pemerintah, perbankan, korporasi hingga pelaku usaha. Kolaborasi diharapkan mampu membuat ekonomi digital Indonesia terus mengalami peningkatan. 

Ekonomi digital dapat berkembang jika akses ekonomi terpenuhi. Para pelaku usaha mendapatkan pengetahuan atau pelatihan dan  dibantu untuk mendapatkan akses modal atau pinjaman.

Nah, tahun 2019 ini, Connect hadir untuk menjadi wadah yang mempertemukan antara pemerintah, digital entrepreneur, dan pelaku e-commerce. Mereka hadir untuk saling berkolaborasi dan berbagi pengetahuan mengenai ekonomi digital kepada para pelaku usaha atau mereka yang ingin memulai usaha.

Bertempat di JCC Senayan, kegiatan yang berlangsung selama dua hari dari tanggal 30 hingga 31 Oktober 2019, menjadi wadah pertemuan lintas sektor dan ajang berbagi pengalaman para pelaku ekonomi digital dalam mengembangkan usahanya.

Selain sesi sharing atau diskusi, Connect 2019 juga menghadirkan sesi Business Matchmaking & Technology Showcase yang mempertemukan dan menghubungkan pelaku usaha dengan investor dan korporasi yang dapat bekerja sama untuk mengembangkan usaha.

Suasana Sesi Synergistic Collaboration among Corporates, Startups, Smes & Goverment. Dok. Pribadi
Suasana Sesi Synergistic Collaboration among Corporates, Startups, Smes & Goverment. Dok. Pribadi
Pada hari kedua, saya berkesempatan untuk mengikuti sesi diskusi pada jam 10 dengan tema Synergistic Collaboration among Corporates, Startups, Smes & Goverment. dengan narasumber Hery Sofiaji selaku Head of Micro Development and Agent Banking Group Bank Mandiri, Joddy Hernady selaku EVP Digital & Next Business Telkom Group, dan Agung Bezharie selaku Co-Founder/CEO Warung Pintar.

Menurut Hery, Bank Mandiri sebagai bank mikro terbesar kedua di Indonesia hingga saat ini telah menyalurkan kredit kepada para pelaku UMKM kurang lebih mencapai 160 Triliun. Selain itu, juga melakukan pembinaan kepada puluhan ribu pelaku UMKM melalui Program Rumah Kreatif BUMN. Di tengah tumbuhnya banyak fintech, Bank Mandiri memposisikan diri sebagai berkolaborasi dan berkompetisi sekaligus.  

Bank Mandiri juga menyediakan kemudahan bagi para pelaku usaha untuk melakukan pengajuan kredit bahkan tanpa agunan. Prosesnya juga cepat sebelum 24 jam sudah bisa dicairkan. Bank Mandiri juga tidak hanya memberikan pinjaman melalui 13 fintech yang bekerja sama dengannya, tapi juga ikut memodali 13 fintech dengan cara membeli saham perusahaan.

Usaha untuk memajukan UMKM juga dilakukan oleh Telkom yang menurut Joddy memiliki tiga program besar Telkom Group yaitu Go Modern, Siap Digital dan Siap Online. Para pelaku UMKM akan dibekali pengetahuan agar mereka mampu untuk bersaing dan dapat memanfaatkan digital termasuk sosial media.

Telkom juga punya program Indigo untuk menyaring ide-ide berlian dari para pelaku usaha tapi belakangan setelah dievaluasi program ini berubah menjadi inkubator bisnis yang disebut digital velly yaitu dengan menyaring ide kemudian memberikan pelatihan dan pendanaan. Program ini sudah ada di Bandung, Yogyakarta, Jakarta dan Makassar.

Program lain dari Telkom adalah Digital Inovation Lounge yaitu membuat program rutin berupa training yang bisa diikuti oleh mereka yang ingin mendapatkan pengetahuan dan mengembangkan usahanya. Digital Inovation Lounge atau DILO ini ada di 17 kota di Indonesia.

Ada juga Agung Bezarie yang berbagi pengalamannya dalam mendirikan Warung Pintar. Ia berangkat dari sebuah statistik mengenai kondisi bisnis usaha micro yang jumlahnya sampai 98,7 % dari semua usaha di Indonesia sedangkan performanya hanya 14 %.

Ia melihat ada gap yang cukup besar dan membuat usaha mikro sulit untuk naik tingkat menjadi UMKM. Warung Pintar lebih memfokuskan diri untuk membantu para pemilik warung atau usaha ritteler . Karena menurut Agung selama ini masalah yang dihadapi mereka masih mencatat di belakang karton bekas bungkus rokok, tidak memiliki akses ke barang yang konsisten, dan tidak ada akses ke  financial production sehingga mereka tidak bisa mendapatkan modal dari perbankan. Justru banyak warung yang memanfaatkan jasa rentenir. 

Untuk memudahkan para pemilik warung, Warung Pintar telah bekerja sama dengan 50 brand sehingga pemilik warung bisa langsung berbelanja stok barang.

Suasana Pengunjung Connect 2019. Dok. Pribadi
Suasana Pengunjung Connect 2019. Dok. Pribadi
Dari sesi ini saya bisa mengambil intisari bahwa ada banyak usaha untuk memajukan ekonomi digital termasuk dengan memberikan pelatihan dan pinjaman dana bagi para pelaku UMKM. 

Pelatihan dan dana yang diberikan harus dimanfaat sebagai mungkin agar usaha mereka dapat berkembang. Pengalaman Agung bisa jadi pelajaran bagi generasi muda untuk tidak takut memulai usaha. Pemuda diharapkan mampu berinovasi dan melihat peluang yang dapat mereka lakukan di masyarakat.

Siang harinya ada sesi diskusi dengan tema Tips for Smes on Increasing Profits Through Social Media dengan narasumber Fariz Egia Gamal selaku Owner Mister Brewok dan Ridho Khusnul selaku CEO Humblezing.

Bagi para pelaku usaha sosial media belakangan ini menjadi wadah atau media untuk mempromosikan produk kepada para konsumen. Pengguna sosial media yang banyak ditambah keaktifan mereka mengakses sehari-hari dapat dimanfaatkan. 

Pengalaman yang Mister Brewok dan Humblezing menjadi pelajaran berharga bagi pelaku UMKM yang ingin memanfaatkan sosial media sebagai tempat untuk memasarkan dan mempromosikan produknya.

Dari pemaparan keduanya terdapat benang merah bahwa sosial media sangat bermanfaat dan berpengaruh sangat besar dalam pemasaran produk yang mereka miliki. Bagi para pelaku usaha yang mempromosikan produknya melalui sosial media penting kiranya untuk memperhatikan banyak aspek agar konten yang diposting bisa disukai banyak orang dan orang pun tertarik untuk membeli produk kita. 

Untuk urusan konten, menurut Ridho para pengunjung Humblezing lebih banyak tertarik pada konten couple, senyum, serta konten yang berisikan  ulasan fitur dan produk. 

Sementara untuk Mister Brewok menurut Fariz banyak membuat konten yang santai tidak serius juga konten mengenai pengalaman pengguna baik sebelum dan sesudah menggunakan produk.

Giveaway juga bisa dilakukan tapi tidak terlalu sering. Pelaku usaha juga perlu memanfaatkan fitur Instagram seperti yang dilakukan oleh Humblezing baik berupa Q&A atau polling agar konsumen tetap setia dan tidak bosan dengan sosial media perusahaan.

Pengalaman Mister Brewok dan Humblezing ini sangat bermanfaat bagi saya meski bukan sebagai pelaku usaha, tapi dengan pengalaman yang mereka berikan dapat menambah pengetahuan baru bagi saya untuk mengeloka sosial media yang saya miliki dengan lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun