Mohon tunggu...
Egi Sukma Baihaki
Egi Sukma Baihaki Mohon Tunggu... Penulis - Blogger|Aktivis|Peneliti|Penulis

Penggemar dan Penikmat Sastra dan Sejarah Hobi Keliling Seminar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Salahkah Mahasiswa Menulis Jurnal?

13 Mei 2018   16:04 Diperbarui: 13 Mei 2018   22:06 2577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh Beberapa Jurnal Ilmiah (Dokumentasi Pribadi)

Bagi yang berpikir untuk berbagi ilmu dan dalam kesempatan yang sama ingin mendapatkan sedikit materi, mungkin pilihan dapat jatuh pada jurnal yang belum terakreditasi yang pada prinsipnya pihak pengelola akan selalu membuka penerimaan artikel baru karena memang jurnal dituntut untuk selalu terbit setiap tahun. Biasanya pihak pengelola akan memberikan intensif atau honorarium bagi para kontributor.

Menulis di jurnal kadang mudah tapi adakalanya begitu rumit.  Ada beberapa patokan yang harus dipatuhi oleh para calon kontributor saat akan mengirimkan artikelnya pada sebuah jurnal.  Ada rambu-rambu yang perlu diperhatikan dan diaati oleh para calon kontributor.  

Selain adanya tema tertentu yang ditentukan oleh pihak pengelola jurnal, tersapat juga sistem penulisan yang berbesa dan tentu saja terdapat standar ketat untuk menghindari plagiasi. Setiap jurnal memiliki banyak perbedaan dalam sistem penulisan dan pengutipan referensi ada yang menggunakan Turabian, Chicago, APA,  dan lain sebagainya. 

Cara pengiriman naskah bagi para calon kontributor biasanya pihak pengelola jurnal akan menerima naskah melalui email dan jika sudah masuk pada tahapan review barulah kontributor diminta untuk membuat akun di online journal system (OJS) atau sebaliknya kontributor sejak awal diminta untuk membuat akun dan mengirimkan naskah melalui OJS.

Penulis jurnal biasanya harus bersabar saat tulisannya telah masuk ke redaksi, dari dewan redaksi kemudian naskah dilanjutkan ke para reviewer untuk diperiksa konten dan sistematika penulisannya termasuk cek plagiarisme. Apalagi jika pihak pengelola jurnal menerapkan prinsip double blind journal atau dua orang pereview memang memerlukan waktu yang tidak sedikit.  

Butuh kesabaran dari seorang penulis. Tentu saja harus mengecek setiap waktu email yang diatur dalam OJS jurnal sehingga segala perubahan atau informasi termasuk informasi mengenai perkembangan naskah akan dapat kita ketahui melalui email yang masuk.

Menulis di jurnal ilmiah sekali lagi dapat menjadi media dan wadah bagi para mahasiswa sarjana untuk mengekspresikan diri dan berbagi ide kepada dunia.  

Tentu Anda akan senang meski status Anda masih sebagai mahasiswa sarjana tapi telah menulis di begitu banyak jurnal ilmiah dan tulisan Anda dibaca dan dirujuk oleh para peneliti dengan gelar yang lebih tinggi atau digunakan oleh para peneliti luar negeri. Mari terus berkarya dan menjadi generasi yang bermanfaat bagi semua orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun