Mohon tunggu...
Egi Sukma Baihaki
Egi Sukma Baihaki Mohon Tunggu... Penulis - Blogger|Aktivis|Peneliti|Penulis

Penggemar dan Penikmat Sastra dan Sejarah Hobi Keliling Seminar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Harmonisasi Ulama dan Cendikiawan dalam Bingkai Keberagaman Bangsa

18 November 2017   01:23 Diperbarui: 18 November 2017   01:44 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambutan Ketua Umum MUI. Dok. Pribadi

Indonesia bukanlah Dar al-Harb( Negara Perang), Dar al-Islam (Negara Islam), dan Dar al-Kafir (Negara Kafir), tapi Indonesia adalah Dar al-Suluh (Negara Damai) atau Dar al-Ahdi (Negara Kesepakatan). Kita ber-muadalah atau saling berjanji untuk hidup damai, Tawadul wa Tarahub (mencintai siapa pun) dan Ta'awun wa Tanasuh (saling tolong menolong).Imam Ghazali sendiri mengatakan dalam kitab Ihya Ulumuddin bahwa sebuah negara berdiri karena adanya saling kebergantungan. Tugas kitalah untuk menjaga kehidupan yang harmoni atau disebut Tauhid al-Umm yaitu menjaga ibu pertiwi.

Penguatan terhadap bingkai-bingkai kerukunan menurutnya ada empat aspek. Pertama, politis contohnya penguatan empat pilar kebangsaan. Kedua, Teologi dengan menguatkan kerukunan bukan menimbulkan konflik; Ketiga, Yuridis; Keempat, Sosiologi, melalui kearifan nasional dan kearifan lokal.

Semoga dari kegiatan ini lahir gagasan-gagasan yang mampu menjadi jawaban atas berbagai permasalahan global, nasional dan keagamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun