Melukis sama seperti bernyanyi dan berpuisi untuk mengekspresikan isi hati, ide, pikiran, kegelisahan, situasi dan berbagai peristiwa lainnya baik itu yang terjadi di luar atau dalam diri seseorang.
Jika puisi dan bait lagu mampu menyihir orang yang mendengarkannya untuk mengikuti alunan irama dan pesan yang terkandung di dalamnya, lukisan mampu membuat orang terpesona, bukan hanya karena nilai filosofis yang tertuang dalam setiap warna dan bentuk yang dipilih oleh sang pelukis, tapi juga pilihan objek yang mampu membuat orang rela berlama-lama berdiri untuk memandanginya.
Basoeki Abdullah, salah seorang pelukis Indonesia yang sudah tidak asing lagi di telinga sebagian orang Indonesia khususnya para pecinta karya seni, bahkan mungkin karya-karyanya menjadi buruan koleksi Anda, atau bahkan sudah berada di dinding rumah Anda.
Basoeki Abdullah merupakan salah seorang dari tiga pelukis besar Indonesia lainnya yaitu Affandi dan S. Sudjono. Ia dikenal sebagai pelukis beraliran naturalis dan realis.
Banyak tokoh kerajaan, politisi, aktris dan model, baik dalam maupun luar negeri pernah menjadi objek karya lukisannya. Ia memang kerap diminta untuk melukis beberapa tokoh Nasional maupun tokoh dunia. Lukisan-lukisannya termasuk dalam koleksi dari Bung Karno dan menjadi lukisan koleksi istana. Salah satu karyanya yang tidak asing lagi dan dianggap memiliki nilai mistis adalah lukisan Nyi Roro Kidu
Kemahirannya dalam melukis tidak lepas dari pengembarannya ke berbagai negara, selain untuk menimba ilmu juga untuk mencari wawasan baru. Banyak pameran yang ia ikuti atau ia buat sendiri baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pria kelahiran Surakarta 27 Januari 1915 merupakan anak dari pasangan R. Abdullah dan R. Nganten Ngadisah, juga merupakan cucu dari seorang tokoh pergerakan Nasional yang telah mendapat anugerah gelar pahlawan yaitu Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Untuk mengenang karya dan kehidupannya pemerintah melalui Direktorat Jendral Kebudayaan dengan kesepakatan keluarga Basoeki Abdullah sebagaimana wasiat dari Basoeki Abdullah menjadikan rumah dan beberapa benda di dalamnya sebagai Museum.
Museum Basoeki Abdullah berlokasi di Jl. Keuangan Raya, Np. 19 Cilandak Barat Jakarta Selatan. Bangunan Museum Basoeki Abdullah terdiri dari dua bangunan. Bangunan pertama memiliki dua lantai yang sebelumnya merupakan kediaman pribadi Basoeki Abdullah dan keluarganya.Â
Setelah berpindah tangan dan dikelola sebagai Museum, rumah ini telah banyak mengalami renovasi tanpa menghilangkan nilai seni dan nuansa dari Basoeki Abdullah.
Di sebelah bangunan lama, adalah gedung baru Museum yang baru, diresmikan pada tanggal 29 November 2016 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. Bangunan tersebut terdiri dari tiga lantai ditambah basement.
Ruangan Museum saling terhubung mulai dari Gedung yang baru maupun Bangunan lama. Di Gedung Baru berbagai akses penunjang untuk pengunjung telah tersedia, mulai dari kamera keamanan, kursi di beberapa ruangan untuk bersantai sambil memandangi benda di ruangan tersebut, toilet dan lift.
Ke sebelah kanan, langsung tembus ke bagian bangunan yang lama, terdapat ruang koleksi senjata, piagam penghargaan, benda aksesoris dan pakaian, ruang tidur Basoeki Abdullah, Perpustakaan Pribadi Basoeki Abdullah, dan Ruang Tamu Keluarga Basoeki Abdullah.Â
Lantai dua, terdapat ruang pamer yang memamerkan karya-karya Basoeki Abdullah bertemakan "Alam dan Potret Wanita", koleksi patung dan topeng, dan benda yang digunakan Basoeki Abdullah dalam berkarya. Ke sebelah kanan, tembus menuju ruang keluarga yang berisikan lukisan keluarga Basoeki Abdullah, koleksi wayang kulit, patung wayang, dan busana tarian wayang orang.
Basoeki Abdullah juga gemar mengoleksi benda-benda antik, karena itulah di Museum ini banyak dipamerkan benda-benda koleksinya. Lantai tiga Gedung Museum Baru, terdapat ruangan serbaguna yang biasa digunakan untuk diskusi dan kegiatan Museum. Sedangkan Lantai basemant digunakan sebagai kantor pengurus Museum dan area parkir.
Di Museum Basoeki Abdullah tengah diselenggarakan pameran dokumentasi Maestro Basoeki Abdullah dengan tema "Lacak!!" yang berlangsung dari tanggal 7 November 2017 dan telah dibuka oleh Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Restu Gunawan, sampai tanggal 22 November 2017.
Semua itu disajikan dengan dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu Aku, Daya, Rupa, dan Masyhur. Bagian Aku, merupakan bagian yang memamerkan perjalanan hidup Basoeki Abdullah layaknya seorang manusia biasa dalam kesehariannya bersama keluarga dan teman, sejak ia kecil hingga wafat.
Bagian Daya, memamerkan proses berkarya seorang Basoeki Abdullah dari alat untuk melukis, bagaimana ia mengamati alam, dan pameran yang ia lakukan. Bagian Rupa, memamerkan karya-karya Basoeki Abdullah. Dan bagian Masyhur, memamerkan bagaimana perjalannanya ke berbagai negara dan kedekatannya dengan para tokoh dunia hingga membuat namanya begitu terkenal.
Ayo budayakan mengunjungi museum untuk menambah ilmu dan belajar sejarah bangsa.
Referensi Tambahan:
Buku Pameran Dokumentasi Maestro Basoeki Abdullah "Lacak!!". Jakarta: Museum Basoeki Abdullah, 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H