Mohon tunggu...
EGA JULAEHA JULAEHA
EGA JULAEHA JULAEHA Mohon Tunggu... -

ketika bercermin, mendapati dirinya sedang tersenyum. mensyukurikah? semoga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sandaran Hati oleh Letto (Lirik Tingkat Dewa)

4 Oktober 2011   08:58 Diperbarui: 4 April 2017   18:07 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agak merinding tadi pagi, air mata tiba-tiba berlinang. Bukan sedih, tapi haru. Lagu favorit yang setiap hari didengerin, tiba-tiba terasa begitu berbeda. Agak aneh, lebih bernyawa. Yup. Lagu itu adalah Sandaran Hati-nya Letto. Lagu yang telah akrab ditelinga sejak lama, karena juga sebagai soundtrack sinetron beberapa tahun silam, kini menjelma menjadi sesuatu yang menyentuh hati, lebih dalam. Kalau sebelumnya lebih menikmati alunan musik, vokal yang syahdu, untaian lirik yang “mengena”, dan makna kata yang secara gamblang dipahami, pagi tadi lebih dari itu. Makna yang lebih dalam, lebih dalam, “tertangkap”. Kemasan “kumplit”. Sebuah packaging yang “merajai hati”.

Jauh sebelum berjabatan erat dengan paseduluran maiyah Cak Nun, yang mana band Letto termasuk di dalamnya, saya sudah jatuh hati pada lagu-lagu mereka. Lebih dulu kenal karya mereka. Sebut saja lagu Ruang Rindu, Sebelum Cahaya, Sebenarnya Cinta, Sampai Nanti-sampai mati, dan Lubang di hati. Lagu-lagu Letto punya tempat sendiri di hati. Betapa tidak, setiap kali mendengarkan lagu-lagu mereka, hati saya dengan sendirinya bekerja pada level sensitivitas yang lebih dalam. Peka yang terpancing. Suguhan lirik-liriknya ketika didengarkan selalu matching dengan suasana hati, merasa terwakili. Maklum, lagu-lagu ini hadir dan menemani masa-masa “galau” saya. haha..

Oke, ngga usah panjang lebar, langsung meluncuuurrr ke lagu tersebuttt…

Sandaran Hati.

By: Letto

Yakinkah ku berdiri, di hampa tanpa tepi

bolehkah aku, mendengarmu

Ketika kegamangan menghampiri diri, seolah hidup hanyalah hampa yang tak berkesudahan. Dalam situasi seperti itu, petunjukNYA-lah yang paling dibutuhkan. Membisikkan Nurani.

Terkubur dalam emosi, tak bisa bersembunyi

Aku dan nafasku, merindukanmu

Terpuruk ku di sini, teraniaya sepi

dan ku tahu pasti, KAU menemani

Dalam hidupku

kesendirianku

Dalam kegamangan, kesendirian, sepi melingkupi hati, emosi “menindih” kesadaran diri, sesungguhnya kita sedang merindukanNYA. Lalu kita tersadar, dalam situasi apapun, cuma dia-lah yang paling dekat, yang akan menemani.

Teringat ku teringat

Pada janjiMU ku terikat

Hanya sekejap ku berdiri

Kulakukan sepenuh hati

Ketika meyakini agama yang kita anut, Tuhan yang kita sembah, dan meyakini kerajaanNYA, kita terikat untuk tidak akan berpaling dariNYA. Dalam islam, menghadap Allah melalui Sholat akan dilakukan dengan penuh kekhusuk’an. kita menyadari sepenuh hati posisi diri, bahwa Allah adalah pihak pertama dalam hidup kita.

Peduli ku peduli

Siang dan malam yang berganti

Sedihku ini tak ada arti

Jika kaulah sandaran hati

kaulah sandaran hati

Melalui kesadaran posisi diri sebagai makhluk ciptaanNYA, susah dan senang yang datang silih berganti hanyalah caraNYA bermesraan dengan kita. Kesedihan yang menghampiri, semoga takkan sampai menghilangkan kejernihan jiwa kita, asal KAUlah sandaran hati, ”tempat mengaduku”.

Inikah yang kau mau

Benarkah ini jalanmu

Hanyalah engkau yang ku tuju

Dalam kegamangan, dalam ketidak tahuan, kita akan bertanya-tanya, bimbang. kepadaNYA kah kita menuju? atau bukan? kalau bukan, kembalikanlah kejalanMU. Kita sedang memohon petunjukNYA. Seperti bunyi ayat ke-6 surat Al fatehah, “tunjukkannlah kami ke jalan yang lurus”.

Pegang erat tanganku

Bimbing langkah kakiku

Aku hilang arah

Tanpa hadirmu

Dalam gelapnya, malam hariku

Kita berlindung dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah dari gelapnya malam (ketidak tahuan akan misteri hidup). Hidup sejatinya adalah gelap malam, penuh misteri, ketidak tahuan. Oleh karena itu, CahayaNYA lah sebagai penolong.

Dan pagi tadi aku tersadar, ternyata ALLAH Sandaran Hati itu.**

Ega

Veteran, 26 Juli 2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun