Tiba-tiba saja Mas Rangga keluar dari ruang kantor dan berjalan mendekatiku.
"Astaga ... bagaimana ini. Apa yang harus aku lakukan. Kenapa Mas Rangga harus ada di sini. Huh .. datang di saat yang tidak tepat. Kalau tau nilaiku jeblok begini, mau ditaruh dimana mukaku ini. Ashh.. ah bikin salah tingkah saja nih." batin Vina yang terlihat makin kebingungan.
"Hallo Vina .. Bagaimana hasil UTSmu? Denger-denger karena sering melamun nilai UTSmu sekarang jeblok ya? Mikirin apa sih? Apa karena melamunanku terus ya? " tanpa basa-basi Mas Rangga langsung menghujani pertanyaan padaku.
"Hah .. Mas Rangga tau darimana kalau aku sering melamunkannya? Pertanyaan-pertanyaannya seperti petir di siang bolong. Menatap matanya saja aku salah tingkah, sekarang ia tanpa basa-basi menanyaiku seperti itu. Apa yang harus aku katakan padanya di depan Pak Tria. Aku benar-benar maluuu ...." batin Vina seraya menguasai dirinya agar tidak terlihat grogi di depan Pak Tria dan Mas Rangga.
"Vin .. sebetulnya Alya sudah bercerita banyak tentang perubahan sikapmu akhir-akhir ini. Kamu yang sering melamun di kelas. Kamu yang seringkali bercerita tentang Rangga padanya hingga membuatmu tidak fokus belajar." Jelas Pak  Tria.
Belum jadi Vina menanggapi penjelasan Pak Tria, Mas Rangga sudah menimpali dengan nasihat lainnya.
"Iya Vin, aku juga sudah mengetahui kalau selama ini ternyata kamu sangat memperhatikanku, mengidolakakanku, bahkan memikirkanku setiap hari. Hmm..seperti superstar saja ya aku ini, punya fans sepertimu." Goda Mas Rangga mencoba mencairkan suasana.
"Saranku sebaiknya jangan dulu memikirkan masalah percintaan, masa remaja harusnya kita gunakan untuk mencari pengalaman sebanyak mungkin, untuk mengukir prestasi setinggi mungkin, dan untuk membanggakan orang-orang yang menyayangi kita. Â Jangan menyia-nyiakan masa remaja kita dengan hal-hal yang tidak penting. Mulai sekarang fokuslah belajar, kalau kamu menemukan kesulitan jangan sungkan-sungkan meminta bantuan padaku. Asal jangan lagi punya hobi melamun di kelas ya. Apalagi hanya untuk melamunkanku. Hahaha...." nasihat Mas Rangga yang begitu menyejukkan.
"Iya Mas, terima kasih sudah mengingatkanku. Aku janji akan kembali menjadi Vina yang dulu. Vina yang bersemangat, Vina yang rajin belajar, Vina yang aktif berorganisasi." Jawab Vina penuh kesungguhan,
"Terima kasih juga Pak Tria, saya mohon maaf sudah mengecewakan Bapak. Saya janji, semester dua, akan saya persembahkan nilai-nilai terbaik dari saya. kalau begitu saya mohon izin untuk kembali ke kelas."
"Iya, Vin. Amin ... semoga kesungguhanmu berbuah manis. Silakan kembali ke kelas." Kata Pak Tria.