Di tengah gempuran revolusi 4.0 bahkan sudah 5.0, di beberapa tempat masih atau belum masuk revolusi 1.0. Tragis, bukan? Pengiriman segala sesuatu di jaman sekarang dibutuhkan sarana dan prasarana.
Sebut saja, JNE. Di, Manggarai hanya ada di beberapa tempat Ruteng, Borong dan Labuan Bajo (Ibu Kota Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur dab Manggarai Barat). Banyak yang belum mengenal JNE. Dari hasil pengamatan saya, ada beberapa poin yang perlu refleksikan.
Pertama, kebahagiaan datang dari hati. Di tengah keterbatasan, orang kami memiliki cara tersendiri merayakan kebahagiaan. Hanya dengan lampu petromaks, orang bisa berkumpul dan menikmati persaudaraan. Kedua, kebahagiaan turut difasilitasi oleh keadaan dari luar. Sebut saja listrik, akses jalan raya, teknologi dan prasarana dan sarana yang menunjang kehidupan manusia. Bagi masyarakat kampung yang tak bisa menonton TV atau mengetahui informasi, ini merupakan sebuah ketertinggalan.
Apa yang saya ungkapkan di atas merupakan sebuah cara pandang penulis mengungkapkan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Kebahagiaan tak harus dirayakan dalam gegap gempita dan sorak-sorai. Kebahagiaan merupakan ekspresi kesederhanaan dari masyarakat 'kampung'.
Betapa saya bersyukur dan mengucapkan selamat kepada lampu petromaks. Dari kisah saya ini, saya mau merekomendasikan suatu hal, jadilah terang kecil, seperti lampu petromaks, kalau Anda tidak bisa seperti cahaya surya. Atau jadilah penerang seperti cahaya surya, kalau Anda tidak mampu seperti neon yang dialirkan arus listrik.
SELAMAT HARI LAMPU GAS, itu hanyalah nada guyon untuk mengakhiri kisah.
----sampai di sini saja sharing saya tentang lampu gas, bahasa kami orang Weleng, Lamba Leda, Manggarai Timur
KEYWORD: Berbagi, Memberi, Menyantuni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H