BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Kitab suci Al-Qur'an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan utama yang harus kita imani serta aplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan di dunia maupun di akhirat.Â
- Selain itu Al-Qur'an adalah mu'jizat abadi yang membutkitan kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW, dimana hukumnya berlaku sepanjang masa, karena tidak akan ada satu manusia pun yang mampu membuat satu kitab tandingan atau sama dengan Al-Qur'an.
- Setelah selesainya makalah ini diharapkan kita memahami kemu'jizatan Al-Qur'an sehingga dapat lebih mencintai Al-Qur'an dan mengamalkanya dalam setiap segi kehidupan.
- Rumusan Masalah
- Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam mkalah ini adalah sebagai berikut :
- Apa pengertian dari I'jazul Qur'an?
- Apa saja macam-macam dari mu'jizat?
- Bagaimana lingkup kemu'jizatan Al-Qur'an?
- Bagaimana aspek-aspek kemu'jizatan Al-Qur'an?
- Manfaat dan TujuanÂ
- Adapun manfaat dan tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
- Dapat memahami pengertian dari I'jazul Qur'an.
- Dapat mengetahui macam-macam dari mu'jizat.
- Dapat memahami lingkup dari mu'jizat Al-Qur'an.
- Dapat memahami aspek-aspek kemu'jizatan Al-Qur'an.
BAB II
ISI
- Â
- Pengertian I'jazul Qur'an
- Kata mu'jizat diambil dari bahasa Arab a'jaza-yu'jiyu-i'jaz yang berarti melemahkan atau menjadikan lemah. Kelemahan menurut pengertian umum ialah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari qudrah (potensi, power, kemampuan). Pelakunya atau ism fa'il (yang melemahkan) disebut mu'jiz.
- Mu'jizat didefinisikan oleh para agama Islam, antara lain, sebagai suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengakui nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada orang-orang yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa tetapi mereka tidak mampu melayani tantangan itu.
- Sementara menurut Quraish Shihab, mu'jizat adalah suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada orang yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal yang serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan tersebut. Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa mu'jizat merupakan ciptaan Allah, kejadian luar biasa, yang diberikan kepada Nabi dan mengandung tantangan. Tantangan ini merupakan salah satu pembeda antara mu'jizat dengan karomah.
- Mu'jizat Nabi Muhammad saw. memiliki kekhususan sendiri dibandingkan dengan mu'jizat nabi-nabi lainnya. Semua mu'jizat sebelumnya dibatasi oleh ruang dan waktu, artinya hanya diperlihatkan kepada umat tertentu dan masa tertentu. Sedangkan mu'jizat al-Qur'an bersifat universal dan eternal (abadi), yakni berlaku untuk semua umat manusia sampai akhir zaman. Hal ini karena mu'jizat Nabi Muhammad saw. di masa kebangkitan ratio adalah mu'jizat akal yang dibutuhkan oleh umat manusia untuk selama-lamanya, dapat mengatasi ilmu-ilmu orang yang hidup di zamannya.
- Â
- Macam-macam Mu'jizat
Secara garis besar, mu'jizat dapat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu mu'jizat yang bersifat material indrawi yang tidak kekal dan mu'jizat imaterial, logis, dan dapat dibuktukan sepanjang masa. Mu'jizat nabi-nabi terdahulu merupakan mu'jizat jenis pertama. Mu'jizat merekamereka bersifat material indrawi dalam artian keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan atau dijangkau langsung lewat indra oleh masyarakat tempat mereka menyampaikan risalahnya.
Perahu Nabi Nuh a.s. yang dibuat atas petunjuk Allah sehingga mampu bertahan dalam situasi ombak dan gelombang yang demikian dahsyat. Kemudian, tidak terbakarnya Nabi Ibrahim a.s. dalam kobaran api yang sangat besar. Lalu, berubah wujudnya tongkat Nabi Musa a.s. menjadi ular dan dapat membelah lautan. Selanjutnya, penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa a.s. atas izin Allah dan lain-lain. semuanya itu bersifat material indrawi, sekaligus terbatas pada lokasi tempat mereka berada, dean berakhir dengan wafatnya mereka. Ini berbeda dengan mu'jizat Nabi Muhammad SAW. yang sifatnya bukan indrawi atau material, tetapi dapat dipahami akal. Karena sifatnya yang demikian, ia tidak dapat dibatasi suatu tempat atau masa tertentu. Mu'jizat al-qur'an dapat dijangkau setiap orang yang menggunakan akalnya dimanapun dan kapanpun.
Perbebdaan ini berdasarkan perbedaan dua hal pokok :
- Para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. ditugaskan untuk masyarakat dan masa tertentu. Karena itu, mu'jizat mereka hanya berlaku untuk masyarakat dan masa tersebut, tidak untuk sesudah mereka. Ini berbeda dengan Nabi Muhammad SAW. yang diutus untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman sehingga bukti kebenarannya harus selalu ada di mana pun dan kapan pun berada. Jika demikian halnya, tentu mujizat tersbut tidak mungkin bersifat material karena kematerialan membatasi ruang dan waktunya.
- Â
- Manusia mengalami perkembangan dalam pemikirannya. Umat para Nabi khususnya sebelum Nabi Muhammad SAW. membutuhkan bukti kebenaran yang sesuia dengan tingkat pemikiran mereka. Bukti tersebut harus demikian jelas dan langsung terjangkau oleh indra mereka. Akan tetapi, setelah manusia mulai menanjak dalam kedewasaan berpikir, bukti yang bersifat indrawi tidak dibutuhkan lagi. Itulah sebabnya, Nabi Muhammad SAW. ketika diminta bukti-bukti yang sifatnya demikian oleh mereka yang tidak percaya, beliau deiperintahkan Allah untuk menjawab :
Artinya :
"Katakanlah Mahasuci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul ?" (Q.S Al-Israa : 93)
- Lingkup Kemu'jizatan Al-Qur'an
- Golongan Mu'tazilah berpendapat bahwa kemu'jizatan itu berkaitan dengan keseluruhan Al-Qur'an, bukan dengan sebagiannya, atau dengan setiap suratnya secara lengkap.
- Sebagian ulama berpendapat, sedikit atau banyak dari Al-Qur'an itu, tanpa harus satu surat penuh, juga merupakan mu'jizat : "Maka hendaklah merka mendatangkan kalimat yang senilai Al-Qur'an..." (Q.S At-Thur : 34)
- Ulama yang lain berpndapat, kemu'jizatan itu cukup hanya dengan satu syrat lengkap sekalipun pendek, atau dengan ukuran satu surat, baik satu ayat atau beberapa ayat.
Adapun mengenai segi atau kadar manakah yang mu'jizat itu, maka jika seorang penyelidik yang obyektif dan mencari kebenaran memperhatikan Al-Qur'an dari aspek manapun yang ia sukai, segi uslubnya, segi ilmu pengetahuannya, segi pengaruh yang ditimbulkannya di dalam dunia dan wajah sejarah yang diubahnya atau semua segi tersebut, tentu kemu'jizatan itu ia dapatkan dengan jelas dan terang.
- Aspek-aspek Kemu'jizatan Al-Qur'an
Pada hakikatnya, Al-Quran itu mu'jizat karena ia mengandung segala makna yang dibawakan oleh lafazh-lafazhnya. Ia sebagai mu'jizat dalam lafazh-lafazh dan redaksinya. Satu huruf dari padanya yang berada ditempatnya merupakan suatu mu'jizat yang diperlukan oleh lainnya dalam ikatan kata, satu kata yang berada ditempatnya juga merupakan mu'jizat dalam ikatan kalimat, dan satu kalimat yang ada pada tempatnya juga merupakan mu'jizat dalam jalinan surat.
   Ia sebagai mu'jizat dalam hal bayan (penjelasan) dan nazham (jalinannya). Didalamnya seorang pembaca akan menemukan gambaran hidup bagi kehidupan, alam, dan manusia. Ia adalah mu'jizat dalam makna-maknanya yang telah menyingkapkan tabir hakikat kemanusian dan misinya didalam kehidupan ini.
   Ia sebagai mu'jizat dalam hal ilmu dan pengetahuan yang hakikatnya yang ghaib telah diakui dan dibuktikan oleh pengetahuan modern. Inilah aspek-aspek dalam kemu'jizatan Al-Qur'an, yaitu :
- Kemu'jizatan dalam Aspek Bahasa
- Gaya bahasa yang digunakan Al-Quran berbeda dengan gaya bahasa yang digunakan oleh orang-orang Arab. Gaya bahasa Al-Qur'an membuat orang Arab pada saat itu kagum dan terpesona. Walaupun Al-Quran menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantarnya, kalimat demi kalimat mengandung unsur sastra yang sangat baik namun tetap mudah dipahami tanpa mengurangi sedikitpun kandungan misteri di dalamnya. Hal tersebut karena keistimewaan aspek gaya bahasa yang digunakan oleh Al-Quran. Bahkan, Umar bin Khaththab pun yang mulanya dikenal sebagai seorang yang paling memusuhi Nabi Muhammad SAW dan bahkan berusaha untuk membunuhnya, memutuskan untuk masuk Islam dan beriman pada kerasulan Muhammad hanya karena membaca petikan ayat-ayat AlQur'an. Susunan Al-Qur'an tidak dapat disamakan oleh karya sebaik apapun. Menurut Muhammad 'Abd Allah Darrz, jika diperhatikan secara seksama dalam al-Qur'an banyak terdapat rahasia kemukjizatannya dari segi bahasa. Hal itu terlihat dari keteraturan bunyinya yang indah melalui nada-nada hurufnya.
- Kemu'jizatan Ilmiah (Ilmu Pengetahuan)
- Segi lain dari kemu'jizatan al-Qur'an, adalah isyarat-isyarat yang rumit terhadap sebagian ilmu pengetehuan alam yang pada masa itu belum ada yang memenukannya, namun banyak sekali ilmu pengetahuan yang ada dalam Al-Qur'an tersebut dapat dibuktikan pada abad modern ini, diantaranya sebagai berikut:
- Penyerbukan dengan bantuan angin
- Ilmu yang bekembang pada saat ini membuktikan bahwa angin dapat membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan. Angin meniupkan benang sari sehingga dapat jatuh dikepala putik dan terjadi penyerbukan.
- Penyerbukan dengan bantuan angin ini telah disebut dalam Al-Qur'an Surat Al-Hijr ayat 22 yang berbunyi: