Selanjutnya, semua penganut mazhab akan memperhatikan dan merenungkannya. Sekiranya mereka terus menggalinya maka ayat-ayat muhkamat menjadi penafsirnya.
Jika al-Qur'an mengandung ayat ayat mutasyabihat, maka untuk memahaminya diperlukan cara penafsiran dan tarjib antara satu dengan lainnya. Hal ini memerlukan berbagai ilmu, seperti ilmu bahasa, gramatika, ma'ani, ilmu bayan, ushul fiqh dan sebagainya. Sekiranya hal itu tidak demikian sudah barang tentu ilmu-ilmu tersebut tidak muncul.
Al-Qur'an berisi da'wah terhadap orang-orang tertentu dan umum. Orang-orang awam biasanya tidak menykai hal-hal yang bersifat abstrak. Jika mereka mendengar pertama kalinya tentang sesuatu wujud tapi tidak berwujud fisik dan berbentuk, mereka menyangka hal itu  tidak benar adan dan akhirmya mereka terjerumus ke dalam ta'tbil (peniadaan sifat-sifat Allah).Â
Karena itu,sebaiknyalah kepada mereka disampaikan lafal-lafal yang yang menunjukkan pngertian-pngertian yang sesuai dengan imajinasi dan khayal mereka.Â
Ketika itu bercampur antara kebenaran empirik dan hakikat. Bagian pertama adalah ayat-ayat mutasyabihat yang dengannya mereka diajak bicara pada tahap permulaan. Pada akhirnya, bagian kedua bagian ayat-ayat muhkamat menyingkapkan hakikat sebenarnya.
Al-Zarqani menyebutkan sepulh hikmah keberadaan ayat-ayat mutasyabihat dalam al-Qur'an. Empat diantaranya hikmah yang dsebutkan oleh Al-Fakhr Al-Razi. Enam himah lainnya berikut ini disebutkan secara ringkas.
Ayat-ayat mutasyabihat merupakan rahmat bagi manusia yang lemah yang tidak mampu mengetahui segala sesuatu. Ketika Tuhan menampakkan diri bagi bukit itu, bukit itu hancur hancur dan Musa jatuh pingsan.
Bagaimana pula sekiranya Tuhan menampakkan zatdan hakikat sifat-sifat-Nya kepada manusia? Karena itu, Tuhan menyembunyikan pengetahuan tentang Haru Kiamat bagi manusia sebagai rahmat agar mereka tidak bermalas-malas membuat persiapan menghadapinya.
Keberadaan ayat-ayat ini juga merupakan ujian bagi manusia, apakah mereka percaya atau tidak tentang hal ghaib berdasarkan berita yang disampaikan oleh orang yang benar. Orang-orang yang mendapat hidayah ini akan meyakininya sekalipun mereka tidak mngetahui perinciannya. Sedangkan orang-orang yang sesat akan mengingkarinya.
Ayat-ayat ini menjadi dalil atas kelemahan dan kebodohan manusia. Nagaimanapun besar kesiapan da banyaknya ilmunya , namun Tuhan sendirilah yang mengetahui segala-galanya.
Ayat-ayat mutasyabihat dalam al-Qur'an menguatkan kemu'jizatannya. Sebab, setap yang didalamnya terkandung pengertian yang tersembunyi yang membawa kepada tasyabuh (kesamaran) memiliki andil yang besar dalam kebalaghannya dan sampainya ke tingkat yang paling tinggi dalam bayan.