Pengumpulan data
Menguji dugaan sementara
Menawarkan ide untuk mengatasi masalah
Karakteristik Strategi Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Masalah
Pembelajaran diawali dengan masalah yang dirancang untuk menantang pemahaman siswa. Masalah tersebut biasanya diambil dari situasi nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari atau profesi siswa di masa depan. Masalah ini harus cukup kompleks untuk mendorong siswa mencari pengetahuan baru.
Dalam PBL, siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk menganalisis masalah, mendiskusikan berbagai perspektif, dan merancang solusi. Interaksi ini tidak hanya membantu siswa memahami materi lebih dalam, tetapi juga mengembangkan keterampilan interpersonal dan komunikasi.
Guru dalam PBL bukan lagi menjadi pusat pembelajaran atau pemberi informasi utama. Sebaliknya, guru bertindak sebagai fasilitator yang membimbing siswa melalui proses penyelidikan dan penyelesaian masalah. Guru membantu siswa mengarahkan diskusi, memberikan umpan balik, dan mendorong refleksi.
Siswa didorong untuk mencari informasi secara mandiri dari berbagai sumber, seperti buku, internet, jurnal, atau wawancara dengan ahli. Proses ini melatih siswa untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat yang mampu mengidentifikasi kebutuhan belajarnya sendiri.
Setelah masalah diselesaikan, siswa diajak untuk merefleksikan proses yang telah mereka jalani. Refleksi ini membantu siswa memahami apa yang telah mereka pelajari, mengevaluasi efektivitas strategi yang digunakan, dan merencanakan perbaikan untuk proses pembelajaran selanjutnya.
Adapun ciri dari karakteristik Pembelajaran Kolaboratif berbasis masalah adalah: