konsep scaffolding dari Bruner. Dengan teorinya tentang belajar penemuan, Bruner menekannya pentingnya membantu siswa memahami struktur dan ide kunci dari suatu disiplin ilmu, perlunya siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, dan perlunya suatu keyakinan bahwa pembelajaran dapat terjadi melalui penemuan pribadi. Scaffolding dapat diartikan sebagai suatu proses di mana seorang siswa dibantu menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui bantuan
Pembelajaran Kolaboratif
pembelajaran kolaboratif adalah suatu model pembelajaran kelompok, dimana para siswa dalam kelompok didorong untuk saling berinteraksi dan belajar bersama untuk meningkatkan pemahaman masing-masing. Alat yang digunakan untuk mendorong adanya interaksi tersebut adalah materi atau masalah yang menantang. Bentuk interaksi yang dimaksud adalah diskusi, saling bertanya dan menyampaikan pendapat atau argumen.
Tujuannya pembelajaran kolaboratif bukan untuk mencapai kesatuan yang didapat melalui kegiatan kelompok, namun, para siswa dalam kelompok didorong untuk menemukan beragam pendapat atau pemikiran yang dikeluarkan oleh tiap individu dalam kelompok. Pembelajaran tidak terjadi dalam kesatuan, namun pembelajaran merupakan hasil dari keragaman atau perbedaan.
Problem Based Learning
Metode pembelajaran dengan memahami suatu konsep melalui masalah yang disajikan pada awal pembelajaran. Pendekatan ini berbasis research terhadap sebuah permasalahan.Â
Dewey (dalam Trianto, 2007) menyebutkan bahwa PBL adalah interaksi antara stimulus dan respons atau hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan.
Menurut John Dewey (Sanjaya, 2006: 217), tahapan dalam model Problem Based Learning adalah sebagai berikut: