Mohon tunggu...
Ega Defria
Ega Defria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM : 43122010175 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Program studi : Manejemen Dosen pengampu : Apollo,Prof.Dr,M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Etika Kebahagiaan Dan Etika Eudaimonia By Aristoteles

17 Juni 2023   13:21 Diperbarui: 17 Juni 2023   13:23 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aristoteles berpendapat bahwa kebahagiaan bukan hanya kesenangan sementara atau kepuasan material, tetapi keadaan yang mencakup keutuhan dan kedewasaan manusia. Baginya, kebahagiaan berarti mengembangkan potensi terbaik manusia dan menjalani hidup yang bermakna.

Menurut Aristoteles, kebahagiaan tidak dapat dicapai dengan satu tindakan atau sesaat, tetapi dengan kehidupan yang hanya didasarkan pada nilai-nilai moral dan kebajikan. Kebajikan adalah kualitas positif yang muncul dari kebiasaan dan praktik dan memungkinkan orang mencapai potensi penuh mereka.

Aristoteles mengidentifikasi beberapa kebajikan utama yang dianggapnya penting untuk mencapai kebahagiaan, yaitu kebijaksanaan (phronesis), keberanian (andreia), kemurahan hati (eleutheria), kesopanan (sophrosyne), keadilan (dikaiosyne) dan persahabatan (philia). Aristoteles berpendapat bahwa dengan mengembangkan kebajikan ini dan menjalani kehidupan moral, orang dapat mencapai kebahagiaan sejati.

Selain itu, Aristoteles juga menekankan pentingnya kehidupan yang seimbang dan harmonis. Dia berpendapat bahwa orang harus menghindari hal-hal ekstrem dalam segala hal dan menemukan media bahagia dalam perilaku dan sikap mereka. Keberanian, misalnya, berada di antara ketakutan yang berlebihan dan keberanian yang sembrono.

Menurut Aristoteles, kebahagiaan tidak hanya menyangkut individu, tetapi juga berkaitan dengan kehidupan sosial dan politik. Ia berpendapat bahwa kebahagiaan individu berkaitan erat dengan kebahagiaan masyarakat secara keseluruhan dan kualitas hidup yang baik dapat dicapai melalui partisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan politik.

Oleh karena itu, Aristoteles memandang kebahagiaan sebagai tujuan kompleks yang mencakup perbaikan diri, kebajikan moral, dan kehidupan yang seimbang, serta hubungan yang harmonis dengan orang lain dan masyarakat.

picture by pinterest
picture by pinterest

Eudaimonisme sebagai teori etika menyatakan bahwa tujuan utama etika adalah untuk mencapai kehidupan yang baik dan bermakna, yang disebut eudaimonia atau kebahagiaan sejati. Eudaimonisme menekankan bahwa moralitas tidak terbatas pada kewajiban dan larangan, tetapi juga mencakup pengembangan pribadi, realisasi potensi, dan perolehan hidup yang bermakna.

Berikut ini adalah beberapa pandangan dan prinsip esensial eudaimonisme sebagai teori etis:

Fokus pada kebahagiaan sejati:

Menurut eudaimonisme, kebahagiaan adalah tujuan akhir etika. Namun, kebahagiaan dalam eudaimonisme bukanlah kesenangan sementara atau kepuasan material, melainkan kebahagiaan yang meliputi kepenuhan dan kedewasaan seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun