Membuat alasan personal artinya memahami bagaimana melekatkan rasa senang pada perilaku yang ingin dibentuk. Mungkin alasan sesungguhnya kita ingin menurunkan berat badan karena ingin merasa lebih bugar dan kuat ketika melakukan travelling yang juga merupakan hobi kita? Kedua perasaan ini jauh lebih dekat dengan kehidupan pribadi sehingga efek positifnya pun relatif mudah dirasakan.
Ketiga, small wins matter
Terlalu sibuk pada target-target besar seringkali mengalihkan perhatian kita pada area kehidupan lain sifatnya yang lebih 'halus'. Â Mencapai skor 8,9,10 tentu menyenangkan, tapi bahkan mencapai 5 pun lebih baik daripada 1 bukan?
Era disruptif banyak mengajarkan kita untuk mencetak sebanyak-banyaknya, secepat-cepatnya karena kompetisi memang didesain sebagai proses yang seakan tidak berujung. Padahal sebenarnya kemenangan-kemenangan kecillah yang memberi makna pada kemenangan besar. Saat wisuda misalnya, kita akan jauh lebih menghargai moment itu karena teringat betapa sulitnya mendapat nilai B pada mata kuliah tertentu untuk lulus.
Perhatian pada hal-hal kecil juga membantu kita membuat target perilaku yang spesifik. Sebagai contoh, "saya ingin lebih bugar tahun ini" mungkin terdengar terlalu ambisius dan sulit diukur. Mengapa tidak menggantinya dengan "saya ingin mengikuti sedikitnya 4 event marathon tahun ini".
Kemudian, pecah lagi target tersebut pada perilaku-perilaku harian yang terukur dan bisa kita 'rayakan' pencapaiannya: ikut kelas online HIIT exercise tiga kali seminggu, jalan pagi 5km bersama anak bulu kesayangan, atau lari treadmill 30 menit setiap sore. Membuat gambaran jelas perilaku apa yang harus dilakukan setiap hari akan membentuk kita lebih mindful menjalaninya.
Sebagai kesimpulan, konsep 'kesehatan' sebenarnya lebih merepresentasikan kondisi ideal ketimbang sebuah produk akhir. Ini bukan sekedar mencapai status tertentu lalu selesai dengan proses bertumbuh kita sebagai manusia.Â
Upaya memenuhi profil kriteria sebagai individu yang sehat memang akan berlangsung tanpa henti selama kita hidup. Namun awal tahun ini bisa kita gunakan sebagai momentum yang tepat untuk memulai perubahan yang terukur dan bergerak ke arah progresif. Bersamaan dengan tekad kita untuk lebih sehat secara fisik, mental, dan spiritual, ayo tantang diri kita untuk melakukan perubahan ini dengan cara-cara yang baru!.
Ega Asnatasia Maharani, - Dosen dan Psikolog
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H