Mohon tunggu...
Ega Ardiana
Ega Ardiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Love about art

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangis Si Adik

6 Januari 2025   21:01 Diperbarui: 6 Januari 2025   21:01 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suaranya bagai raungan anak macan

Bedanya tidak mencakar-cakar dengan kuku panjangnya

Duduk di bawah dengan ekspresi sedih tertekan

Hilang sudah yang dia sayang katanya

Boneka masih ada, gambar masih di meja

Jangan sampai ku tertuduh karena tingkahnya

Lekaslah tenang, walaupun merasa kehilangan

Wahai adik manis kesayangan

Tiba-tiba ia diam, bangkit dari duduk termenungnya

Berjalan sambil mengusap ingus di muka

Tapi rasa sedihnya masih ku rasakan

Ceritakan saja, jangan di pendam, nanti sesak di dada

Dia menunjuk ke pohon penuh bunga

Berkata temannya hilang di sana

Terbang dengan sayap di malam tiba 

Melambaikan tangan tanda kembali, namun belum hingga saat ini

Ku berkata masih banyak kutilang

Ia diam, suasana hening

Kecewanya, tebakanku melesat

Temannya manusia dengan sayap warna pekat

Kediri, 6 Januari 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun